Industri Hijau Jadi Standar Pembangunan Berkelanjutan
Presiden Jokowi usai melakukan groundbreaking Kawasan Industri Hijau di Kalimantan Utara. -Setpres-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Secara umum, yang disebut manufaktur adalah kegiatan memproses suatu atau beberapa bahan baku menjadi barang lain yang mempunyai nilai tambah yang lebih besar. Kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh perorangan atau manufacturer maupun oleh perusahaan atau manufacturing company.
Sedangkan industri manufaktur merupakan kelompok perusahaan sejenis yang mengolah bahan-bahan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang bernilai tambah lebih besar.
Dalam praktek keseharian kegiatan manufaktur di tanah air menghadapi sejumlah kendala.
Selain kondisi perekonomian nasional dan internasional yang tidak stabil, ada berbagai tantangan internal di industri manufaktur yang harus dihadapi.
BACA JUGA:Jelang Idul Adha 1445, Stok BBM dan LPG di Bengkulu Aman
BACA JUGA:Usulan Formasi CASN 2024 Masih Berproses di Pusat
Antara lain, kesulitan memprediksi permintaan, kesulitan mengontrol persediaan, kendala peningkatan efesiensi, kesulitan meningkatkan ROI, kekurangan tenaga kerja berkualitas, kesulitan mengelola prospek penjualan, dan kendala saat menghadapi perubahan teknologi.
Secara singkat problem industri manufaktur nasional adalah masalah daya saing. Dengan kata lain kalah bersaing dengan industri serupa dari negara tetangga.
Saat ini, per Maret 2024, diukur dari Indeks Manufaktur Indonesia yang diukur dari ekspansi belanja atau Purchasing Manager’s Index (PMI) menunjukkan level memuaskan, namun butuh peningkatan lagi.
Menurut data S&P Global pada survey yang dilakukan pada Maret 2024 menunjukkan, pertumbuhan yang kuat di seluruh industri manufaktur Indonesia, baik itu di sisi produksi maupun pesanan baru.
BACA JUGA: Wabup dan Walikota/Wawakot Perindo Bengkulu Targetkan Usung Kandidat Yang Berkualitas
BACA JUGA:Soal BBM, Tantawi Dali: Butuh Komitmen Bersama
Indeks PMI Indonesia secara musiman naik dari 52,7 pada bulan Februari 2024 ke 54,2 pada bulan Maret 2024.
S&P Global menempatkan 50 sebagai titik tengah sehingga jika angka di bawah 50 menunjukkan adanya pelemahan, sedangkan angka di atas 50 menggambarkan terjadinya ekspansi.