Surabaya Bertransformasi dari ‘Kota Neraka’ Jadi Kota Wisata

Alun-alun Surabaya. -unair.ac.id-

Pada tahun 2017 jumlahnya mencapai 8565 dan tahun 2018 mencapai sekitar 9100 UMKM yang sudah mengikuti program ini. Hasilnya nyata.

Roda ekonomi masyarakat berputar dengan baik dan angka kemiskinan dapat ditekan dari rerata 7 % kini menjadi 5 % penduduk miskin per tahun 2018.

Selain itu kota ini punya Broadband Learning Center (BLC) sebagai tempat warga meningkatkan kapasitas digitalnya.

Mereka tak saja diajari piawai menggunakan komputer dan internet tapi juga memanfaatkannya secara maksimal, seperti membuat disain, pemasaran melalui sosial media dll.

BACA JUGA:Dijuluki Motor Seribu Umat, Berikut Keunggulan Motor Honda Beat Yang Sulit Dikalahkan Kompetitor

BACA JUGA:Ngeri, Duel Maut Mirip Tragedi Carok Madura, Nyaris Terjadi di Bengkulu, Ini Pemicunya

Persertanya adalah warga Surabaya yang mau belajar digital, dari profesi pekerja informasl seperti sopir angkot, ibu rumah tangga, sampai pelajar.

Uniknya, sebagian BLC tidak membangun tempat khusus, namun memanfaatkan bangunan dekat taman-taman kota, kantor kecamatan, dan sekolah, bahkan ada BLC yang berada di rumah susun.

Surabaya si ‘kota neraka’ ini memang sudah berubah. Perubahannya tidak saja pada hal yang menyangkut fisik seperti bangunan yang menjulang dan tak ada lagi banjir, tapi juga mindset warganya untuk selalu produktif dalam berkarya.

Bagi pemerintah daerah, rahasia transformasi Surabaya ini adalah penerapan program SDGs (Sustainable Development Goals) di setiap aspeknya. 

 

Sumber : Indonesia.go.id

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan