10 Fakta Gempa Bawean 6,5 SR dan 5 Patahan Aktif di Provinsi Bengkulu

ILUSTRASI Gempa-NET-

Deteksi dini dan persiapan bencana itu merupakan pelajaran yang dipetik dari gempa 2010 dengan kekuatan M=8,8 dan tsunami yang mengikutinya. 

BACA JUGA: Blanko KTP Elektronik Cukup Untuk 5 Bulan Kedepan

BACA JUGA: Lebaran 1445 H, Repel Kenaikan Gaji PNS, TPP dan THR Dibayarkan Minggu Ini

Lebih detil lagi dia menjelaskan, kemudian pada 2015, ketangguhan mitigasi Chili kembali diuji dengan gempa berkekuatan M=8,5. 

Sekadar menginformasikan, saat itu gempa terjadi di daerah Coquimbo, gempa ini memicu tsunami dengan ketinggian 4,5 meter. 

"Korban jiwa tetap ada, terus Anang, namun "hanya" 9 orang saja," ungkapnya. 

Kontras ketika dibandingkan dengan gempa Palu, Sulawesi Tengah yang terjadi 2018 dengan kekuatan M=7,4 SR. 

"korban jiwa mencapai 2.045 orang serta ratusan orang dinyatakan hilang tersapu tsunami," ulasnya. 

BACA JUGA:Pemda Bengkulu Utara Usulkan Anggaran 320 Miliar ke Pusat

BACA JUGA: Maman Suherman Pamit, Camat Soini, SE Ucapkan Terimakasih. Begini Suasana Sertijab Kemarin...

Apa yang membedakan? Jawabannya adalah persiapan yang matang. Pada satu momen, tim penyelamatan dari Peru, El Savador, Amerika Serikat, dan Spanyol tergabung dalam simulasi bertajuk simex 2015 di Santiago, ibu kota Chili. 

Dalam latihan tersebut digelar pula simulasi jika Chili diguncang gempa dengan kekuatan M=9,0 berpusat di Santiago.

Dan itu bukan latihan sekali jalan. Dalam skala luas, warga dibiasakan melakukan simulasi (drill) evakuasi minimal enam atau tujuh kali dalam satu tahun. 

"Di seluruh kawasan," ungkapnya. 

Di luar itu, pemerintah sudah siapkan sistem peringatan baru. Dalam kasus Coquimbo, beberapa menit setelah gempa, sirine meraung mengirim peringatan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan