Masjid Luar Batang Saksi Bisu Perkembangan Islam di Batavia
Masjid Keramat Luar Batang. -Andi Muhammad-
Menurut peneliti mengenai keturunan Arab di Indonesia dari Universitas Delft, Belanda, Lodewijk Willem Christiaan van den Berg, prasasti tersebut dibuat pada 1916 silam.
BACA JUGA:Tahun Ini, Pemprov Bengkulu Buka Seleksi 500 Formasi CPNS dan PPPK
BACA JUGA: Soal Libur Lebaran dan Jadwal Belajar, Ini Kata Korwil Pendidikan Ketahun
Van den Berg yang hidup antara 1845-1927 itu dikenal sebagai orientalis yang lebih banyak membuat artikel berbahasa Prancis dibandingkan bahasa Belanda sebagai bahasa ibu.
Ia juga dikenal memiliki peminatan khusus mengenai perkembangan Islam di Nusantara.
Lewat bukunya Le Hadhramout et les colonies arabes dans l'archipel Indien (Hadramaut dan Permukiman Arab di Kepulauan Hindia) yang ditulis pada 1886, ia ikut menyoroti fenomena para peziarah di makam kedua pendiri masjid tersebut.
"Tidak hanya golongan pribumi, ada juga Tiongkok campuran dan indo berziarah memohon keberhasilan dalam usaha mereka," tulis van den Berg.
BACA JUGA: Apakah Sikat Gigi Bisa Membatalkan Puasa? Ini Penjelasannya...
BACA JUGA:BLT Dana Desa TA 2024 Desa Perbo Cair, Setiap KPM Dapat Rp900 Ribu
Ia juga menuliskan, para pendatang asal Hadramaut, lembah subur di Yaman, merupakan salah satu penyebar Islam tidak hanya di Batavia, tetapi juga di Nusantara.
Van den Berg sendiri merupakan penentang paham-paham yang dibuat oleh Snouck Hurgronje mengenai penyebaran Islam di tanah air.
Penamaan Luar Batang
Ada kisah menarik mengenai penamaan Luar Batang yang kemudian disematkan sebagai nama masjid dan kawasan yang lokasinya tidak jauh dari Waduk Pluit tersebut.
Menurut Sekretaris Pengurus Masjid Luar Batang Mansur Amin, ketika wafat dan akan dikebumikan di daerah Tanah Abang, tiba-tiba saja jasad Habib Husein menghilang dari dalam keranda atau kurung batang tempat tubuhnya diletakkan.
BACA JUGA: Mau Puasa Lancar! Ini 3 Jenis Makanan yang Sebaiknya Dihindari Saat Sahur