Masjid Luar Batang Saksi Bisu Perkembangan Islam di Batavia
Masjid Keramat Luar Batang. -Andi Muhammad-
Ia bahkan sempat merasakan dinginnya sel penjara karena sikapnya itu.
Tiga tahun kemudian atau pada 1739 ia dengan dibantu masyarakat Sunda Kelapa mulai membangun sebuah langgar atau surau memanfaatkan rumah seorang warga di Kampung Baru.
Bangunan langgar atau musala bergaya khas Betawi seluas 6 meter persegi (m2) itu diselesaikan pada 20 Muharram 1152 Hijriah atau 29 April 1739.
Habib Husein menamainya Langgar Annur. Kelak langgar ini diperbesar menjadi sebuah masjid seperti sekarang setelah mendapat hibah lahan cukup luas dari Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron van Imhoff.
BACA JUGA: Bank Indonesia Jamin Utang Luar Negeri Aman dan Terkendali
BACA JUGA: Aristoteles, Penemu Ilmu Mantik, Guru dari Alexander Agung
Lahan masjid berbatasan dengan tembok utara kota lama Batavia serta berdekatan dengan gudang rempah perusahaan dagang Belanda, VOC dan Pasar Ikan.
Bangunan gudang rempah itu sekarang kita kenal sebagai Museum Bahari.
Situs Sistem Informasi Masjid Kementerian Agama simas.kemenang.go.id menjelaskan bahwa Masjid Luar Batang telah dibuatkan Akta Ikrar Wakaf oleh Kantor Urusan Agama Penjaringan pada 1995. Masjid berdiri di atas lahan seluas 5.780 m2 dengan bangunan sebesar 3.280 m2.
Masjid yang saat ini berdiri hasil beberapa kali renovasi memiliki dua ruangan, yaitu ruang utama untuk salat di mana terdapat 12 tiang beton berdiri kokoh.
BACA JUGA:Pecat Dirut RSUD M. Yunus, Gubernur Bengkulu Berpotensi Digugat ke PHI
BACA JUGA:April 2024, Ini Pendapatan Yang Bakal Diperoleh ASN
Ruang lainnya yang bersisian, terdapat dua makam yang ditutupi tirai hijau, yaitu pusara Habib Husein dan Habib Kadir.
Di tempat ini kita sering mendapati orang-orang sedang berdoa atau mengaji di sekitar makam.
Dari prasasti yang terdapat di masjid, diketahui bahwa Habib Husein wafat dalam usia 40 tahun pada 27 Ramadan 1169 Hijriah atau bertepatan dengan 27 Juni 1756.