Mengubah Sampah Jadi Rupiah

Sejumlah petugas memilah sampah yang akan diolah di TPS 3R yang berada di Pejaten Barat, Jakarta. ANTARANEWS/Khaerul Izan--

Kegiatan ini sebagai upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam menekan dampak sampah agar tidak menjadi bahaya di kemudian hari akibat tidak tertampung di tempat pembuangan akhir.

Kapasitas pengolahan sampah di TPS 3R mencapai 50 ton per hari.

BACA JUGA: Dana Pembiayaan Perumahan bagi Masyarakat Bertambah

BACA JUGA: 17 Titik Sumber Hidrogen di Indonesia dan Prospeknya

“Ini merupakan salah satu program unggulan dari Pemprov DKI yang akan diduplikasikan di setiap kecamatan. Sehingga sampah di Jakarta langsung bisa diolah di dalam kota. TPS 3R ini bisa memproses sampah sebanyak 50 ton per hari,” ujar Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

Menurut Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan, Mohamad Amin, produksi sampah rumah tangga dari 10 kecamatan di wilayah tersebut dalam sehari dapat mencapai 1.559 ton atau jika dirata-rata adalah sebanyak 155,9 ton. Khusus untuk Kecamatan Pasar Minggu bisa menyentuh angka 220 ton per hari. "Kalau ada 50 ton sampah bisa diolah di TPS 3R Siaga, maka yang dibuang ke Bantargebang berkurang menjadi 170 ton karena sudah direduksi di sini," kata Amin.

Ia mengakui, kendati sudah dibantu dengan kehadiran 2.589 unit bank sampah di hampir semua RW di Jakarta, namun masih belum menyelesaikan masalah penanganan sampah di ibu kota yang jumlahnya mencapai 7.500 ton per hari. "Setidaknya sudah mengurangi kiriman sampah ke TPST. Karena dengan program bank sampah, masyarakat dapat menukarkan sampah seperti botol plastik, kardus, kertas, dan lainnya menjadi bernilai rupiah," ungkap Amin.

Ada pula program sampah menjadi emas yang diinisiasi oleh sebuah perusahaan pelat merah. Bahkan secara nasional sejak program tersebut digulirkan pada tahun 2018 telah terkumpul tabungan emas hingga mencapai 5 kilogram atau setara dengan Rp5 miliar.

BACA JUGA: SMESCO Gelar Pelatihan Digital Marketing Eksklusif bagi UMKM Unggulan

BACA JUGA: 57 Berkas PPPK Dikembalikan BKN ke Daerah

Program tersebut tentu baik untuk menekan produksi sampah dan perlu terus ditingkatkan, agar sampah yang dihasilkan benar-benar dapat memiliki nilai tambah. Kehadiran TPS 3R juga dalam rangka menjadikan sampah memiliki nilai tambah, pasalnya setiap sampah yang diolah di tempat tersebut dapat dijual kembali setelah melalui serangkaian prosesnya. Sampah yang masuk ke TPS 3R nantinya diolah untuk dijadikan bahan bakar (RDF) oleh sebuah perusahaan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan bahwa hasil dari pengolahan sampah tersebut akan dijual ke penampung (offtaker) yang sudah bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta. Saat ini, untuk harganya per 1 ton olahan sampah itu akan dibeli pada kisaran USD30 dolar atau setara dengan Rp470 ribu menggunakan kurs saat ini.

Pemerintah Kota Jakarta Selatan menargetkan pada tahun ini dapat memiliki empat TPS 3R yang berada di empat kecamatan berbeda yaitu, Kecamatan Pasar Minggu, Setiabudi, Jagakarsa, dan Kecamatan Pesanggrahan. TPS 3R lainnya masih dalam proses, seperti di Pesanggrahan dan Jagakarsa bangunannya sudah berdiri tinggal pengadaan mesin oleh pihak ketiga melalui dana tanggung jawab sosial perusahaan.

TPS 3R juga akan segera dibangun oleh Pemprov DKI Jakarta pada 2024 ini di Kelurahan Menteng Atas, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan. Pada 2023 lalu, sudah terbangun sebanyak 7 unit TPS 3R di Jakarta. Jika 44 kecamatan di Jakarta telah memiliki TPS 3R, maka dapat mereduksi volume sampah sebesar total 2.200 ton per hari dengan asumsi kapasitas pengolahan sampah setiap TPS 3R sebanyak 50 ton per hari.

BACA JUGA:Serius Tata Kawasan Pantai Panjang

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan