17 Titik Sumber Hidrogen di Indonesia dan Prospeknya
Pengembangan bahan bakar hidrogen, baik yang dilakukan Pertamina maupun PLN, merupakan bagian dari program transisi energi yang berbasis fosil ke energi hijau. PLN--
Sekadar menyebut contoh adalah perusahaan minyak dan gas Malaysia, Petronas, yang bekerja sama dengan Negara Bagian Sarawak, di mana semua bus di negara bagian tersebut menggunakan bahan bakar hidrogen.
BACA JUGA: Industri Pengolahan Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi
BACA JUGA:Percepatan Industri Halal Nasional
Oleh karena itu, langkah Pertamina dan PLN dalam pengembangan hidrogen hijau, layak diapresiasi.
Terlebih, potensi hidrogen hijau Indonesia, tidak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan internal, melainkan juga bisa menjadi pemasok kebutuhan hidrogen hijau di dunia.
Bahan Bakar Kendaraan
Hidrogen, khususnya hidogen hijau (green hydrogen), merujuk situs https://theconversation.com/bahan-bakar-hidrogen-dari-air-bagaimana-keunggulan-dan-kelemahannya, diproduksi melalui proses elektrolisis air menggunakan energi terbarukan.
BACA JUGA: Genjot Kinerja, Satgas Peningkatan Ekspor pun Dibentuk
BACA JUGA: Geliat Sentra Batik Kota Onde-Onde
Gas hidrogen dianggap layak menjadi kandidat bahan bakar kendaraan karena hanya menghasilkan emisi berupa air. Hal itu berbeda dengan pembakaran energi fosil yang mengeluarkan emisi gas beracun ataupun gas rumah kaca.
Hidrogen memiliki kerapatan energi (energy density) sekitar 33,33 kilowatt jam per kilogram, lebih tinggi dari baterai listrik. Hidrogen sendiri sejatinya bukan sebagai sumber energi, melainkan sebagai pembawa energi.
Ini karena energi yang dimiliki dapat dimanfaatkan dengan mudah.
Hidrogen dapat dijadikan fuelcell untuk memproduksi listrik. Oleh karenanya, ini merupakan teknologi yang menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik dan panas untuk berbagai tujuan.
BACA JUGA:Kinclong Industri Kosmetik Tanah Air