Banner Dempo - kenedi

Genjot Kinerja, Satgas Peningkatan Ekspor pun Dibentuk

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) berjalan sebelum memberikan keterangan terkait Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2023 di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta. ANTARA FOTO/ Muhammad Adimaja--

Di awal 2024, perekonomian dunia masih belum baik-baik saja. Dunia masih dilanda ketidakpastian, tingginya tensi geopolitik di kawasan Eropa dan Timur Tengah juga masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

Imbas dari kondisi itu, perdagangan dunia ikut terkena terdampak. Demikian pula dengan Indonesia. Sebagai gambaran, laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan kinerja ekspor Indonesia sepanjang Januari--Desember 2023 tergerus 11,33 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022 (year on year/yoy).

Meskipun demikian, organisasi perdagangan dunia (WTO) memberikan sinyal yang positif untuk perdagangan dunia di tahun naga kayu ini.

Organisasi itu telah mengeluarkan outlook perdagangan dunia 2024, yang diprediksi akan tumbuh 3,3 persen pada 2024--lebih tinggi dibandingkan perkiraan mereka pada April 2023, yakni di kisaran 3,2 persen.

BACA JUGA: Geliat Sentra Batik Kota Onde-Onde

BACA JUGA:Kinclong Industri Kosmetik Tanah Air

Bila menengok ke belakang, dapat dilihat latar belakang permasalahan perdagangan tahun lalu yang mengakibatkan kinerja tergerus hingga 11,33 persen.

Sebagaimana disampaikan BPS, kinerja ekspor Indonesia sepanjang Januari–Desember 2023 mencapai USD268,82 miliar. Pencapaian itu lebih rendah dibandingkan dengan 2022 sebesar USD291,90 miliar.

Menurut BPS, penurunan ekspor nonmigas secara kumulatif terjadi untuk semua sektor. “Penurunan nilai ekspor nonmigas secara kumulatif terjadi di semua sektor, terdalam di sektor pertambangan dan lainnya sebesar 20,68% (yoy),” demikian tertuang dalam laporan BPS awal 2024.

Dari laporan itu juga ditegaskan, bangsa ini harus segera melakukan diversifikasi ekspornya sembari terus memperkuat kembali komoditas unggulannya di pasar global, seperti dalam bentuk produk derivative CPO.

Begitu pun kinerja sektor industri pengolahan kembali diperkuat. Pasalnya, subsektor itu kini telah menjadi subsektor unggulan perdagangan bangsa ini.

BACA JUGA:Investasi di Sektor Manufaktur Terus Naik

BACA JUGA:Industri Pengolahan Penopang Ekonomi Nasional

Bangsa Indonesia wajib menata kembali kinerja sektor perdagangannya. Hiruk pikuk sirkulasi kepemimpinan dengan adanya hajatan pemilu telah tuntas.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan