Sentuhan Bung Karno di Masjid Jamik Bengkulu
Masjid Jamik Bengkulu. Didesain dengan gaya antikolonial khas Bung Karno . -WIKIPEDIA-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Ada lebih dari 2.000 masjid dan surau berdiri di Provinsi Bengkulu, sejak pertama kali Islam masuk ke Bumi Rafflesia, pada permulaan abad 17 silam.
Tak sedikit dari rumah-rumah ibadah itu masuk kategori cagar budaya.
karena unsur sejarah dan usia bangunan yang menyertai.
Namun, tak ada yang seistimewa Masjid Jamik Bengkulu.
Letaknya ada di Jl Letjen Soeprapto, Kelurahan Pengantungan, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.
BACA JUGA:Mau Aki Motor Tetap Awet dan Tidak Cepat Soak? Ikuti 9 Langkah Ini...
BACA JUGA:BREAKING NEWS! Jalan Provinsi di Teras Terunjam Mulai Terendam Banjir
Jika dilihat dari udara, posisi lahan masjid berbentuk segitiga, tepat berada di simpang empat yang membelah Jl Letjen Soeprapto, Jl MT Haryono, dan Jl Jenderal Sudirman.
Awalnya, masjid ini masih berupa surau atau musala bernama Surau Lamo yang menurut Bahasa Bengkulu artinya Surau Tua.
Surau Lamo dibangun oleh saudagar keturunan Bugis, Sulawesi Selatan bernama Daeng Makulle pada awal abad 18.
Makulle merupakan seorang datuk dagang dari daerah Tengah Padang, karena itu pula surau itu dikenal sebagai Surau Gadang atau Masjid Jamik Tengah Padang.
Saat itu, Surau Lamo posisinya tak jauh dari makam pahlawan nasional, Sentot Alibasya alias Pangeran Diponegoro, yang terletak di Kelurahan Bajak.
BACA JUGA:Jangan Sampai Terlewatkan! Ini 5 Tips Jitu Untuk Menurunkan Berat Badan Saat Puasa
BACA JUGA:Mandi Air Dingin Dapat Menurunkan Berat Badan Dan Menyembuhkan Diabetes? Ini Faktanya...