Sentuhan Bung Karno di Masjid Jamik Bengkulu

Masjid Jamik Bengkulu. Didesain dengan gaya antikolonial khas Bung Karno . -WIKIPEDIA-

Ada ornamen tambahan yaitu hiasan kemuncak atau menyerupai gada pada puncak atap. Konon, Sukarno terinspirasi oleh senjata gada milik tokoh pewayangan favoritnya yakni Bima.   

Masjid Jamik Bengkulu mempunyai tiga bangunan yang saling menyatu, yakni inti masjid, serambi, dan bangunan tempat wudhu.

Pada inti masjid yang menjadi ruang utama salat ukurannya sebesar 14,65 meter x 14,65 meter dan terdapat tiga pintu masuk yang dibatasi oleh tiga pilar setinggi sekitar 2,5 meter.

BACA JUGA:Jangan Sampai Terlewatkan! Ini 5 Tips Jitu Untuk Menurunkan Berat Badan Saat Puasa

BACA JUGA:Mandi Air Dingin Dapat Menurunkan Berat Badan Dan Menyembuhkan Diabetes? Ini Faktanya...

Menariknya, Bung Karno tidak menempatkan tiang-tiang penopang pada bagian tengah interior masjid sehingga menghadirkan kesan lebih lapang dan lega.

Tiang-tiang justru disematkan pada setiap sisi bangunan masjid dengan jarak diatur. Bagian kepala pilar-pilar ini diberi ukiran motif sulur dari kayu jati.

Total ada 19 tiang yang diberi ukiran kayu di atasnya termasuk pada tiga tiang pembatas pintu masuk.

Kembali ke bangunan inti, suasananya terasa teduh karena dindingnya tinggi, sekitar 7 meter hingga mencapai plafon yang terbuat dari kayu jati cokelat.

Ada lubang angin bersusun dua di tiga sisi bangunan, tepat sekitar 20 sentimeter di bawah plafon.

BACA JUGA:Media Miliki Peran Penting Penguatan Hasil Pesta Demokrasi

BACA JUGA:Berikut Ini, 8 Manfaat Konsumsi Kurma yang arang Diketahui

Sekitar 1 meter di bawah lubang angin, ada motif ayat-ayat Alquran berkelir emas mengelilingi keempat sisi dalam bangunan.

Bagian utama tempat salat ini mampu menampung sekitar 400 jemaah.

Pada bagian depan ruang utama salat terdapat sebuah mihrab berbahan beton berukuran 2,5 meter x 1,6 meter dengan mimbar khutbah bergaya Istanbul Ottoman dilengkapi empat anak tangga.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan