Mitigasi Banjir Jadi Sorotan Utama World Water Forum
Warga bergotong royong membuat tanggul darurat dari bambu dan karung berisi tanah untuk menahan air dari jebolnya tanggul Daerah Aliran Sungai (DAS) Jratun-Wulan di Dukuh Luwuk, Desa Sidomulyo, Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/ --
BACA JUGA: Perda RTRW Dinilai Berpotensi Percepat Bencana Ekologis
“Terutama pemerintah daerah yang wilayahnya memiliki risiko tinggi terhadap bencana-bencana tersebut, untuk melakukan langkah-langkah mitigasi serta meningkatkan kesiapsiagaan berdasarkan risiko bencananya,” katanya.
Salah satu contoh program mitigasi yang dimaksud, kata dia, adalah pemasangan alat deteksi dini bencana di sejumlah lokasi yang rawan bencana alam.
“Selain itu, pemerintah daerah juga perlu menyiagakan personel dan berbagai peralatan penunjang. Yang tidak kalah penting adalah menggencarkan pembentukan desa tangguh bencana sebagai salah satu upaya mitigasi bencana berbasis komunitas,” imbuh Andre Notohamijoyo.
Kemenko PMK juga terus mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam mendukung program mitigasi bencana guna meminimalkan risiko bencana yang mungkin ditimbulkan.
BACA JUGA:DPK Bengkulu Kian Intensif Kenalkan Perpustakaan
BACA JUGA: Pemprov Bengkulu dan Forkopimda Pantau Pelaksanaan Pemilu 2024
“Penguatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait dengan langkah-langkah mitigasi bencana juga perlu terus dioptimalkan guna meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat,” ujar Andre Notohamijoyo.
Dengan begitu, potensi bencana banjir di tahun-tahun berikutnya dapat dikendalikan. Mengingat Indonesia masih rawan bencana hidrometeorologi.
Data BNPB menunjukkan, terdapat 137 bencana alam di Indonesia selama 1-23 Januari 2024. Kejadian tersebut didominasi oleh bencana hidrometeorologi sebanyak 97,81% dan bencana geologi 2,19%.
Menurut jenisnya, banjir jadi bencana alam yang paling banyak terjadi sepanjang periode tersebut, yaitu 93 kejadian.
BACA JUGA:Archimedes Bapak IPA Eksperimental
BACA JUGA: Perda RTRW Dinilai Berpotensi Percepat Bencana Ekologis
Bencana alam lain yang banyak terjadi adalah cuaca ekstrem sebanyak 33 kejadian, diikuti tanah longsor dengan tujuh kejadian. (*)