Iklan doni 2

Program Optimasi Lahan di Mukomuko Capai 60 Persen

Kasi Saprodi, Alsintan, dan Pembiayaan Dinas Pertanian Mukomuko, Dodi Hardiansyah-Radar Utara/ Wahyudi -

MUKOMUKO, RADARUTARA.BACAKORAN.CO – Upaya peningkatan produktivitas pertanian di Kabupaten Mukomuko terus menunjukkan perkembangan menggembirakan. Program Optimasi Lahan (Oplah) non rawa yang dikucurkan Kementerian Pertanian RI tahun 2025 untuk sembilan kelompok tani, kini telah mencapai progres sekitar 60 persen dan ditargetkan tuntas 100 persen dalam bulan ini.

Program ini menjadi satu dari sekian strategi pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan daerah, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani melalui perbaikan tata kelola air dan pengolahan lahan.

Tahun ini, Kementan RI menyalurkan bantuan Oplah seluas 809 hektare untuk Mukomuko. Lahan tersebut ditetapkan menyebar di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Selagan Raya, Kecamatan Ipuh, dan Kecamatan Malin Deman.

Dari total luasan, Selagan Raya menjadi wilayah dengan porsi terbesar, menandakan perlunya optimalisasi sistem pengairan dan akses lahan yang lebih memadai untuk mendukung aktivitas pertanian masyarakat.

Kepala Seksi Saprodi, Alsintan, dan Pembiayaan Dinas Pertanian Mukomuko, Dodi Hardiansyah, menjelaskan bahwa setiap kecamatan mendapatkan jenis kegiatan berbeda, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lapangan.

BACA JUGA:Program Optimasi Lahan Non Rawa, Mukomuko Dapat APBN TP Rp3,7 Miliar

BACA JUGA:Tingkatkan Produktivitas Padi, Program Optimasi Lahan Sawah Dimaksimalkan

"Di Kecamatan Malin Deman, program diarahkan pada pembangunan jaringan perpipaan, sehingga distribusi air ke lahan pertanian bisa lebih lancar dan merata," katanya.

Selama ini, jelas Dodi, petani di wilayah tersebut kerap menghadapi kesulitan air pada musim kemarau, sehingga kehadiran jaringan perpipaan diharapkan dapat mengurangi risiko gagal tanam.

Sementara itu di Kecamatan Ipuh, pemerintah membangun sumur bor sebagai solusi penyediaan air yang lebih stabil sepanjang tahun. Dengan adanya sumur bor, petani memiliki sumber air yang dapat diandalkan untuk kebutuhan irigasi, terutama di masa transisi musim yang sering kali tidak menentu.

"Adapun Kecamatan Selagan Raya menjadi fokus rehabilitasi dan pembangunan saluran irigasi tersier," jelasnya.

Ia menambahkan, peningkatan kualitas irigasi dinilai penting karena selama ini petani masih bergantung pada jaringan irigasi lama yang sudah tidak maksimal. Melalui rehabilitasi tersebut, aliran air ke sawah diharapkan lebih optimal sehingga produksi padi dapat meningkat secara signifikan. Diteranhkan Dodi, seluruh paket pekerjaan sedang berlangsung di lapangan dan sebagian besar telah memasuki tahap penyelesaian. Dengan progres yang telah menembus 60 persen, ia optimis target penyelesaian 100 persen dalam bulan ini dapat tercapai.

BACA JUGA:Program Optimasi Lahan Sawah di Mukomuko Proses SID

BACA JUGA:Program Optimasi Lahan Non Rawa, Mukomuko Dapat APBN TP Rp3,7 Miliar

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan