Di Mukomuko Masih Banyak Rumah Tidak Layak Huni

Kantor Dinas Perkim Mukomuko-Radar Utara/Wahyudi-

MUKOMUKO, RADARUTARA.BACAKORAN.CO – Persoalan rumah tidak layak huni (RTLH) masih menjadi pekerjaan rumah besar di Kabupaten Mukomuko. Hingga kini, masih banyak keluarga miskin yang menempati rumah dengan kondisi memprihatinkan, mulai dari atap bocor, dinding rapuh, hingga tidak memiliki fasilitas sanitasi yang memadai.

Sebagai upaya penanganan, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kabupaten Mukomuko tengah mempersiapkan program perbaikan rumah pada tahun anggaran 2026 mendatang.

Kepala Dinas Perkim, Suryanto, S.Pd, M.Si, menyebutkan program ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan dasar masyarakat terhadap hunian yang layak dan sehat.

“Rumah layak huni bukan sekadar tempat berteduh, tetapi juga menyangkut martabat dan kesehatan warga. Karena itu, setiap tahun kami berupaya mengusulkan anggaran agar semakin banyak rumah masyarakat miskin yang bisa diperbaiki,” ungkap Suryanto.

Menurutnya, dukungan dari DPRD Kabupaten Mukomuko terhadap program ini sudah cukup kuat. Hasil pembahasan awal menunjukkan adanya sinyal positif agar sebagian APBD tahun 2026 dialokasikan untuk kegiatan tersebut. Nilai anggaran yang disiapkan berkisar ratusan juta rupiah dan ditargetkan dapat menyentuh puluhan unit rumah.

BACA JUGA:Dinas Perkim Komitmen Entaskan RTLH di Mukomuko

BACA JUGA:Tahun Ini, Pemkot Bengkulu Targetkan Renovasi 92 Unit RTLH

Namun demikian, Suryanto menekankan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada peran pemerintah desa. Hingga akhir Agustus, baru ada dua desa di Kecamatan Selagan Raya yang resmi memasukkan usulan bedah rumah ke Dinas Perkim. Sementara mayoritas desa lain belum melakukan pendataan maupun pengajuan.

“Kalau desa tidak bergerak, maka data yang masuk ke kami akan terbatas. Padahal, mekanisme bantuan harus melalui usulan resmi yang tertera dalam Musrenbangdes. Jadi kami mengimbau kepala desa lebih proaktif melihat kondisi warganya,” ujarnya.

Ia menambahkan, pemerintah desa diberi waktu untuk melakukan pendataan rumah warga yang benar-benar membutuhkan bantuan. Jika dokumen pengajuan sudah lengkap, maka usulan tersebut dapat segera diproses dan diintegrasikan dalam rencana pembangunan kabupaten.

Program bedah rumah ini diyakini membawa dampak lebih luas. Selain memperbaiki kualitas hunian, juga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, menekan angka kemiskinan, dan memberikan rasa aman bagi keluarga penerima manfaat.

“Bantuan ini bukan sekadar membangun dinding dan atap. Lebih dari itu, ini adalah investasi kemanusiaan. Kita ingin memastikan anak-anak tidak lagi tidur di lantai tanah, para orang tua tidak lagi khawatir rumahnya roboh ketika hujan deras, dan setiap keluarga bisa hidup lebih bermartabat,” pungkasnya. (rel)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan