Waspada.! Modus VCS Lewat HP Android Ancam Anak di Mukomuko

Pendamping Rehabilitasi Sosial Abak Kabupaten Mukomuko, Weri Tri Kusumaria, SH, MH-Radar Utara/ Wahyudi-

MUKOMUKO, RADARUTARA.BACAKORAN.CO – Kejahatan seksual terhadap anak-anak di Kabupaten Mukomuko semakin mengkhawatirkan, terutama dengan berkembangnya modus kejahatan melalui media digital.

Salah satu modus yang kini marak terjadi adalah video call seks (VCS) dengan disertai ancaman terhadap korban. Kejahatan ini kerap menyasar anak-anak yang menggunakan telepon genggam berbasis Android tanpa pengawasan orang tua yang memadai.

Pendamping Rehabilitasi Sosial Anak Kabupaten Mukomuko, Weri Tri Kusumaria, SH, MH menegaskan bahwa peran orang tua sangat krusial dalam upaya pencegahan, terutama dalam hal pengawasan penggunaan perangkat digital oleh anak.

"Dari beberapa kasus yang kami dampingi, banyak terjadi akibat anak-anak terjebak komunikasi dengan pelaku melalui media sosial atau aplikasi chatting. Modusnya bermacam-macam, namun salah satu yang paling sering adalah VCS dengan tekanan atau ancaman. Ini sangat berbahaya," ujarnya.

Weri mengungkapkan, dari hasil pemantauan terhadap sejumlah kasus, kejadian VCS ini umumnya berlangsung pada malam hari, tepatnya setelah pukul 21.00 WIB. Pada waktu tersebut, sebagian besar orang tua sudah beristirahat dan lalai mengawasi anak.

BACA JUGA:100 Hari Kerja, Polres Mukomuko Ungkap Sederatan Kasus Narkoba, Curat Hingga Kejahatan Seksual

BACA JUGA:3 Tahun Sembunyikan Kejahatan, Kejahatan Amoral Kakek Kandung Terungkap

"Oleh karena itu, kami sangat menyarankan kepada para orang tua untuk mengambil atau menyita sementara ponsel anak-anak mereka setelah pukul 9 malam. Langkah kecil ini dapat mencegah banyak hal buruk," katanya.

Ia menambahkan, peningkatan literasi digital dan komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak sangat dibutuhkan dalam situasi saat ini. Anak perlu diberi pemahaman tentang bahaya interaksi bebas di dunia maya dan dilatih untuk berani berkata tidak terhadap ajakan yang mencurigakan.

"Pencegahan harus dimulai dari rumah. Jangan sampai kita sebagai orang tua baru menyadari ketika anak sudah menjadi korban. Ini tanggung jawab kita bersama," pungkasnya. (rel)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan