Belenggu Sistem

Khaerul Majdi-ist-
BACA JUGA:Di Balik Pintu Hotel Melati
Suaranya lirih dan pelan. Mukanya pasi dan bibirnya gemetar keras seperti getaran lindu yang mengoyak-ngoyak bangunan baja. Mereka sadar, mimpi buruk dan mengerikan sama-sama menghantui mereka semalaman.
“Kita bertaubat dan mengakui kesalahan kita?” tanya Jaksa Latif terpaksa.
“Mmm. Saya konsultasi ke isteri saya dulu,” jawab Beni. Bukan hanya dia, tapi dua orang lainnya, Moi dan Pak Sarni juga menyetujui pilihan Beni.
Sepulang dari pertemuan yang menjemukan itu, satu persatu dari mereka menceritakan mimpi buruk mereka kepada isteri mereka masing-masing. Dan mereka juga melewarkan pilihan mereka untuk bertaubat.
“Apa kau bilang? Ingin bertaubat dan mengakui kesalahanmu? Gertak Malia, isteri Beni, “Kau sinting! Aku tidak mau masuk bui sia-sia, Ben!”
BACA JUGA:Cecep Ingin Menjadi Kaya
BACA JUGA:Ibu, Pematang Sawah dan Cerita Seorang Gadis
Lelaki yang gemar sembunyi di selangkangan isteri seperti Beni tak mungkin tak bakal tunduk. Moi juga seperti itu. Apalagi si kumis tebal seperti Pak Sarni.
Meskipun gemar main perempuan, ia juga takluk oleh isterinya yang bebal. Sedangkan Jaksa Amir, dikabarkan bertaubat dan dipejara dua setengah tahun karena mengakui kesalahannya.
Biodata Penulis
Khaerul Majdi lahir di Aikmel, Lombok Timur, 9 Agustus 2002. Ia memulai kerja sastra sebagai peminat dan pengagum sastra sejak bangku SMA dengan mengambil jurusan bahasa dan mengikuti ekstrakulikuler kelas sastra. Sekarang, berkuliah di Institut Agama Islam Hamzanwadi Pancor, Lombok Timur. Aktif berorganisasi di Himpunan Mahasiswa Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (HIMMAH NWDI). Selain itu, Ia juga aktif di perpustakaan mini Keluarga Nomaden sebagai ketua pustaka. No. WA: 087845652827, IG: @khaerulmajdii_,