Masjid Keramat Luar Batang Menjadi Saksi Bisu Perkembangan Islam di Batavia

Masjid Keramat Luar Batang. -Andi Muhammad-
BACA JUGA:Maksimalkan Dana Liburan dengan 5 Rekomendasi Destinasi Menarik dan Terjangkau
Ia juga menuliskan, para pendatang asal Hadramaut, lembah subur di Yaman, merupakan salah satu penyebar Islam tidak hanya di Batavia, tetapi juga di Nusantara.
Van den Berg sendiri merupakan penentang paham-paham yang dibuat oleh Snouck Hurgronje mengenai penyebaran Islam di tanah air.
Penamaan Luar Batang
Ada kisah menarik mengenai penamaan Luar Batang yang kemudian disematkan sebagai nama masjid dan kawasan yang lokasinya tidak jauh dari Waduk Pluit tersebut.
Menurut Sekretaris Pengurus Masjid Luar Batang Mansur Amin, ketika wafat dan akan dikebumikan di daerah Tanah Abang, tiba-tiba saja jasad Habib Husein menghilang dari dalam keranda atau kurung batang tempat tubuhnya diletakkan.
BACA JUGA:Pesona Tersembunyi di Bali Utara
BACA JUGA:Liburan Santai, Dana Tetap Aman, Berikut Cara Menyusun Anggaran Liburan yang Cerdas
Pada saat bersamaan, jasad tersebut sudah berada di dekat rumah Habib Husein yang bersisian dengan masjid. Jasad kembali ditandu menuju pemakaman di Tanah Abang, namun ketika jasad akan dikebumikan, lagi-lagi menghilang. Peristiwa itu berulang hingga tiga kali.
Para jemaah dan murid-murid Habib Husein pun bersepakat agar guru mereka itu dimakamkan di tempatnya berdakwah.
Sejak saat itu, masjid yang semula bernama Annur pun diganti menjadi Masjid Keramat Luar Batang dan sang ulama digelari Habib Luar Batang atau Habib Keramat. Saat itu lokasi masjid di dalam peta-peta kolonial abad 18-19 ditandai dengan tulisan heiling graf atau masjid keramat.
Menurut penutur kisah sejarah Jakarta tempo dulu Alwi Shahab, di dalam bukunya Saudagar Baghdad dari Betawi, Kampung Luar Batang sesungguhnya telah ada sejak sekitar 1623, atau beberapa tahun dari berdirinya Batavia sebagai pengganti nama Jayakarta.
BACA JUGA:Danau Kembar dari Letusan Purba di Ranah Minang
BACA JUGA:Maksimalkan Dana Liburan dengan 5 Rekomendasi Destinasi Menarik dan Terjangkau
Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen mendirikan Batavia pada 1619 lampau sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda yang berada dekat Pelabuhan Sunda Kelapa.
Luar Batang, disebutkan mendiang Abah Alwi yang pernah menjadi jurnalis senior harian Republika, merupakan persinggahan sementara para awak dan tukang pribumi yang kapalnya akan masuk ke Pelabuhan Sunda Kelapa.