Akankah Statistik Desa jadi Barometer Transfer Dana Desa?

Akankah Statistik Desa jadi Barometer Transfer Dana Desa?-Radar Utara/Benny Siswanto-
Dimana, terus dia, statistik desa, menjadi komponen tolok ukur transfer dana desa tahun berikutnya yang menjadi proporsi alokasi kepada 75.259 desa yang menyebar pada 434 kabupaten/kota se Indonesia.
Percepatan statistik desa, kata dia, sangat penting. Mengingat strategisnya desa dan masyarakat desa dalam pembangunan serta besarnya transfer dana desa dari tahun ke tahun oleh pemerintah, sudah harus dibarengi dengan tata kelola pemerintahan yang baik dan terukur.
BACA JUGA:Dana Desa di Bengkulu Tidak Berubah, Ini Lengkap Rincian hingga Alokasi Kinerja
BACA JUGA:Dana Desa Tahap I Cair Februari
"Dana desa harus memberikan imbasan pada masyarakat dan desa itu sendiri, antar desa, antar kecamatan, kabupaten hingga provinsi yang bermuara menjadi corak secara nasional," papar Yuni, dalam kerangka pikirnya.
Sekadar menginformasikan, kerja-kerja statistik BPS tahunan dalam angka, menjadi salah satu parameter pemerintah yang menentukan besaran Dana Transfer Umum (DTU) khususnya Dana Alokasi Umum atau DAU suatu daerah tahun berikutnya.
Terpisah, Kepala BPS Bengkulu Utara, Iin Inayati, S.ST, M.Si, menyampaikan Desa Cantik merupakan langkah pihaknya dalam membangun basis data desa, yang pada akhirnya akan menjadi elemen pendukung strategis bagi desa dan pemerintah, dalam mendesain pembangunan.
Apa manfaat dari data? mantan Kepala BPS Kabupaten Kaur ini menerangkan berapa strategisnya data yang menjadi misi dari program Desa Cantik yang tahun 2024, membawa satu desa di Bengkulu Utara yakni Desa Marga Sakti Kecamatan Padang Jaya, masuk dalam 25 besar nasional, karena dipandang mampu menyajikan pangkalan data-data statistik secara memadai dan berstandar.
BACA JUGA:Rp200 Juta Dana Desa TA 2025 Terkuras untuk Program Ketahanan Pangan
BACA JUGA:Pagu Dana Desa 2025 Turun
Iin menjelaskan, manfaat data diantaranya dapat menjadi acuan, bahan dalam kerja evaluatif, dasar pengambilan keputusan, tolok ukur dalam mengidentifikasi risiko sampai dengan menjadi perangkat mitigasi, sehingga memiliki sebuah perencanaan yang tidak hanya menjawab persoalan, tapi juga prediktif dengan rasio dan parameter terukur.
"Contoh, dengan data statistik maka akan didapatkan kesimpulan apakah sebuah desa, layak dibangun sebuah sekolah atau puskesmas? Ini akan terjawab, ketika wilayah sektoral seperti desa-desa dalam sebuah kecamatan didukung dengan data statistik," ungkapnya.
Secara umum, data atau statistik data menjadi sumber penting yang tidak hanya mencerahkan, tapi juga mencerdaskan.
"Sesuai dengan mottonya "Data Mencerda Bangsa," tukasnya.