Dampak Efesiensi, Dinas PU Gagal Bangun Jalan di Mukomuko

Dampak efesiensi anggaran, Dinas PU gagal bangun jalan di Mukomuko-Radar Utara/ Wahyudi -

MUKOMUKO, RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Sebanyak tujuh ruas jalan yang ada di Kabupaten Mukomuko, dipastikan gagal dibangun tahun 2025 ini.

Karena seluruh anggaran pembangunan hotmik jalan di daerah ini dipangkas habis oleh pemerintah pusat. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mukomuko, Ir Apriansyah, ST, MT mengatakan.

Pembangunan tujuh ruas jalan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2025 senilai Rp51 miliar seluruhnya ditunda.

"Penundaan ini merupakan dampak dari Instruksi Presiden tentang efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025. Dan DAK jalan untuk Kabupaten Mukomuko, sekarang menjadi nol," katanya.

BACA JUGA:Dinas PU Usulkan Penanganan Belasan Tebing Sungai Rawan Longsor

BACA JUGA:Dinas PUPR Masih Tunggu TAPD

Ia menjelaskan, Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran, baik yang bersumber dari APBN maupun APBD, menjadi dasar penundaan proyek ini.

Kebijakan tersebut kemudian diperkuat dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 29 Tahun 2025 yang mengatur rincian transfer dana ke daerah.

Apriansyah menjelaskan, pembangunan tujuh ruas jalan di kabupaten ini untuk meningkatkan konektivitas jalan layanan dasar. Dengan memprioritaskan pembangunan jalan di wilayah yang belum tersentuh, dan fokus utama pada ruas jalan di Kecamatan Air Rami dan Air Bikuk, yang dianggarkan sebesar Rp29 miliar.

Lalu pembangunan jalan mencakup pembangunan ruas jalan tematik akuatik perikanan, dengan sasaran ruas Gang Becek, Satuan Pemukiman (SP) X, dan Pantai Indah Mukomuko, yang direncanakan menelan biaya Rp21 miliar.

BACA JUGA:DAK Aquatik Perikanan Dipangkas, Dinas PU Gagal Bangun Jalan Hotmik

BACA JUGA:Gara-gara SEB, Dinas PU Tunda Proses Pengadaan Barang dan Jasa

"Proyek ini dinilai berdampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat. Kondisi jalan yang buruk menyebabkan tingginya biaya angkut, terutama bagi petani sawit," jelasnya.

Ia meneranhkan, ketiadaan jalan yang mulus membuat mereka harus mengeluarkan biaya besar untuk transportasi hasil panen dan sarana produksi seperti pupuk.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan