Alarm Negatif Kualitas Gen Z

Pengamat Kebijakan Publik Universitas Ratu Samban, Salamun Haris-Radar Utara/Muhammad Ardhia-
"Perubahan yang baik tidak sebatas pada nomenklatur. Perubahan yang baik, mungkin itu regulasi, sistem atau istilah yang memiliki substansi prinsip. Layaknya di sektor media sosial, spirit serius pemerintah untuk menjaga kualitas calon penerus bangsa, dari sisi integritas hingga kognitif sangatlah penting," terangnya, mencermati, Minggu, 26 Januari 2025.
Satuan pendidikan dasar, menengah, atas hingga perguruan tinggi, terus Salamun, juga memiliki tanggung jawab moril dalam menyajikan sistem pendidikan yang menitikberatkan pula pada karakter luhur.
BACA JUGA:Apa Iya Mager Dapat Menjadi Ancaman Nyata Bagi Gen Z? Simak Penjelasanya
Tentu keluhuran karakter ini, merupakan sektor hulu. Di sektor hilir, kata dia, mulai dari guru hingga dosen, juga harus dituntut memiliki kemampuan dalam menyelenggarakan sistem pendidikan yang mendukung secara konkret dan terukur.
"Maka penilaian yang komprehensif, tidak sebatas output pendidikan tapi juga subjek penyelenggara pendidikan, harus menjadi circle sistem penilaian. Tak kalah penting juga, adalah keluarga sebagai sekolah pertama kehidupan setelah lahir," ungkapnya.
Membaca pangkalan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Provinsi Bengkulu yang berjumlah 1.494.828 pemilih yang digunakan untuk Pemilu, 14 Februari 2024.
Keberadaan baby boomer atau mereka yang lahir di rentang tahun 1946-1964 jumlahnya mencapai 184.002. Sedangkan mereka yang masuk dalam klasifikasi pre boomer atau lahir sebelum 1945, jumlahnya mencapai 20.711 pemilih.
Catatan lainnya menunjukkan keberadaan pemilih pemula atau Gen Z alias mereka yang lahir pada rentang 1997-2021 di Provinsi Bengkulu, cukup tinggi. Jumlahnya mencapai 356.643 pemilih.
Disusul oleh Gen X, sebagai pemuncak kedua yakni mereka yang lahir pada 1965-1980 jumlahnya mencapai 408.666 pemilih. Pemilih milenial alias mereka yang lahir 1981-1996 jumlahnya lebih dari 1/3 total DPT yakni 524.806 pemilih.
Tanpa adanya SDM yang unggul, kompetitif berkarakter, penduduk Indonesia yang menyebar lebih dari 17 ribu pulau pada 33 provinsi, akan memberikan implikasi negatif pada proyeksi nasional.
"Yakni proyeksi tercapaian Indonesia Emas pada 2045 serta mampu memanfaatkan bonus demografi yakni dengan lahirnya SDM-SDM muda, unggul, kompetitif dan berkarakter sebagaimana jadi harapan," terang Salamun, menyeru.
BACA JUGA:Kenapa Gen Z Lebih Rentan Merasa Cemas? Ternyata Ini Alasannya!