Natal di Keluarga Barbara

Ilustrasi : NW - 2024-Erna Wiyono-
BACA JUGA:Defisit Kebudayaan: Sastra dalam Bayangan Pasar dan Prinsip 5W-1H
Pertemuan itu tak berlangsung lama. Danu harus segera pergi, meninggalkan Barbara yang masih terpaku pada sosoknya. Sejak saat itu, Barbara tak pernah melupakan Danu. Dia sering mengunjungi kafe tempat mereka bertemu, berharap bisa bertemu dengan Danu lagi.
"Danu..." gumam Barbara, matanya berkaca-kaca. "Aku merindukanmu."
Barbara meraih ponselnya, membuka galeri foto. Di sana, tersimpan foto Danu yang diambil diam-diam saat pertemuan pertama mereka. Dia menatap foto itu dengan penuh kerinduan.
"Aku ingin kau tahu," bisik Barbara, suaranya bergetar.
"Aku mencintaimu."
BACA JUGA:Kembali ke Laut
BACA JUGA:Ibu Sambung
Barbara menutup galeri foto, matanya kembali menatap langit senja. Dia tahu, cintanya pada Danu adalah cinta yang tak terbalas. Tapi, dia tak bisa menahan rasa rindu yang membara di hatinya.
"Selamat Natal, Danu," bisik Barbara, air matanya menetes di pipi.
"Semoga kau dan keluargamu bahagia."
Barbara menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan hatinya. Dia tahu, dia harus melupakan Danu. Dia harus fokus pada hidupnya sendiri, pada mimpinya untuk menjadi penulis terkenal.
"Aku akan baik-baik saja," gumam Barbara, mencoba meyakinkan dirinya sendiri. "Aku akan melupakanmu."
BACA JUGA:MAKAM KERAMAT BAH UYUT
BACA JUGA:Penjamah di Tanah Tuah