Ini 5 Panduan Sederhana Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
Ilustrasi-Kemenkes.go.id-
Misalnya, jika anak bertanya dari mana bayi datang, orang tua bisa memberikan jawaban yang sederhana, seperti "Bayi tumbuh di dalam perut ibu," dan menjelaskan prosesnya dengan cara yang mudah dimengerti.
Penting untuk selalu menjaga komunikasi yang terbuka agar anak merasa tidak ragu untuk bertanya.
BACA JUGA:UT Hadirkan Akses Pendidikan Tanpa Batas
BACA JUGA:Mendikbudristek Nadiem Makarim dan Dubes AS Bahas Penguatan Kerja Sama Pendidikan
4. Mengajarkan Tanggung Jawab dan Persetujuan
Seiring anak tumbuh, penting untuk mengajarkan mereka konsep persetujuan atau izin.
Anak harus diajarkan bahwa mereka tidak hanya berhak untuk mengatakan "tidak" terhadap sentuhan yang tidak diinginkan, tetapi juga bahwa mereka harus meminta izin sebelum menyentuh orang lain.
Ini membentuk dasar bagi mereka untuk memahami pentingnya saling menghormati dalam hubungan interpersonal.
Pendidikan tentang persetujuan tidak hanya berlaku dalam konteks hubungan fisik, tetapi juga dalam interaksi sehari-hari.
BACA JUGA:Dinas Pendidikan Diminta Suport Tari Sakora Tampil di Tingkat Nasional
BACA JUGA:Kemendikdasmen Jalin Kemitraan dengan KWI untuk Majukan Pendidikan Indonesia
Mengajarkan anak untuk meminta izin sebelum meminjam barang atau mengganggu orang lain adalah bagian dari pendidikan tentang persetujuan yang dapat diterapkan sejak dini.
5. Sederhanakan Topik Sesuai Usia Anak
Pendidikan seksual harus disesuaikan dengan usia anak. Pada usia yang lebih muda, fokuslah pada dasar-dasar pengenalan tubuh, privasi, dan batasan pribadi.
Ketika anak memasuki usia praremaja, baru mulai kenalkan konsep yang lebih mendalam seperti pubertas, reproduksi, dan hubungan yang sehat.