Trem Batavia, Primadona Transportasi Warga Ibu Kota Tempo Dulu
Tremn di Batavia pada era kolonial. Kemajuan transportasi Jakarta di zamannya. -WIKICOMMON-
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, pada 13 Oktober 1945 terjadi pengambilalihan perusahaan Jakaruta Shiden ke pihak Indonesia, serta mengubah namanya menjadi Trem Djakarta Kota yang pada tahun 1957 dinasionalisasi menjadi Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD).
Kendati pun diambil alih, PPD hanya mengoperasikan trem tersebut sampai 1962 karena dianggap tidak cocok dengan tata ruang kota besar. Keberadaan trem di Jakarta digantikan oleh bus PPD, oplet, dan kereta api listrik (KRL) Jabodetabek yang mulai beroperasi pada 1979.
BACA JUGA:Di Balik Pesona Festival Gandrung Sewu Banyuwangi: Menyimpan Sejuta Filosofi
BACA JUGA:Menembus Lorong Waktu Desa Adat Bena Flores
Galeri Cagar Budaya
Untuk merawat jejak sejarah era Batavia, MRT Jakarta membangun galeri di Stasiun MRT Monas dan MRT Kota. Wahana ini direncanakan beroperasi pada 2029.
Galeri ini akan dipenuhi oleh temuan benda bersejarah selama pembangunan Fase 2A. Nantinya, galeri di Stasiun Monas juga akan menampilkan bangunan-bangunan bersejarah, seperti Monas dan Museum Nasional.
Galeri Monas menyajikan informasi seputar perkembangan CP201, seperti temuan cagar budaya dan diduga cagar budaya selama tahap archeological test pit di area konstruksi, jejak langkah dan dokumentasi perkembangan MRT Jakarta.
Sedangkan, galeri Stasiun Kota/Beos akan berisikan mulai trem peninggalan Batavia, serpihan porselen Tiongkok, hingga saluran air Terakota Batavia.
BACA JUGA:Mengenal Lebih Jauh Dunia Aksara Kuno
BACA JUGA:Warisan Kemegahan Kesultanan di Kalimantan Timur
Saat ini, wisatawan dapat mengunjungi galeri MRT di Stasiun Jakarta Kota Commuter Line melalui aksesnya dari area parkir barat sisi utara stasiun atau dari area peron stasiun. Galeri dibuka setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 17.00 WIB.
Sejarah dan perkembangan terbaru pembangunan fase 2A dari Bundaran HI hingga Kota juga dapat diketahui dari pusat informasi tersebut.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKJ Jakarta Iwan Henry Wardhana mengatakan, pihaknya terus melakukan perawatan bagi setiap temuan yang dilakukan dalam pembangunan MRT Jakarta.
Terlebih selama pengerjaannya ke arah Kota, sudah banyak ditemukan benda bersejarah, lantaran kawasan itu merupakan peninggalan budaya Jakarta pada masa lampau.
BACA JUGA:Menjaga Tradisi Budaya Suku Dayak Tomun