Mengenal Istilah Gig Economy: Kerja Serabutan Jadi Tren?
Ilustrasi gig economy-id.employer.seek.com-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Dalam beberapa tahun terakhir, istilah "gig economy" semakin sering muncul dalam perbincangan mengenai dunia kerja.
Istilah ini merujuk pada model kerja yang bersifat fleksibel, di mana pekerja terlibat dalam proyek jangka pendek atau tugas-tugas spesifik tanpa ikatan kontrak jangka panjang.
Dari pengemudi ojek online hingga freelancer di bidang desain dan penulisan, gig economy menawarkan berbagai peluang.
Namun juga menimbulkan banyak pertanyaan mengenai keberlanjutan dan dampaknya terhadap tenaga kerja.
BACA JUGA:Inilah 7 Tren Gaya Hidup Sehat yang Sedang Viral di Kalangan Gen Z
BACA JUGA:Fashion Sustainable: Tren Memilih Pakaian yang Tidak Hanya Stylish tetapi Juga Ramah Lingkungan
Gig economy dapat didefinisikan sebagai sistem kerja yang didasarkan pada kontrak jangka pendek, di mana pekerja sering kali disebut sebagai freelancer atau kontraktor independen.
Berbeda dengan pekerjaan tetap yang memiliki jam kerja tetap dan tunjangan, gig economy memberikan kebebasan bagi individu untuk memilih proyek yang ingin mereka ambil dan menentukan jadwal kerja mereka sendiri.
Pekerjaan di dalam gig economy mencakup berbagai sektor, mulai dari transportasi, pengantaran makanan, desain grafis, penulisan, hingga pekerjaan rumah tangga.
Platform seperti Uber, Grab, Fiverr, dan Upwork telah menjadi contoh nyata dari gig economy, memungkinkan orang untuk menawarkan layanan mereka secara online.
BACA JUGA:Mengulik Manfaat Pilates yang Kini Jadi Tren Kesehatan di Kalangan Gen Z
BACA JUGA:Upaya Menerapkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan, Tumbler Kini Jadi Tren di Kalangan Gen Z
Pertumbuhan Gig Economy
Pertumbuhan gig economy sangat pesat, terutama setelah pandemi COVID-19.
Banyak orang yang kehilangan pekerjaan tetap beralih ke pekerjaan freelance atau gig sebagai sumber penghasilan alternatif.