Mendalami Lakon Pewayangan Petruk Dadi Ratu Dalam Era Demokrasi

Minggu 25 Aug 2024 - 14:20 WIB
Reporter : Eri Helmian
Editor : Ependi

Pasca menjadi raja, Petruk juga tak segan melenyapkan orang orang yang dianggap akan menghalangi kekuasaaannya, dengan bermacam cara licik dan kejam, menghalalkan segala cara demi melanggengkan pengaruhnya.

Karena kerakusannya, sampai sampai Petruk mendapat sematan gelar Prabu Belgedhuwel Beh, akronim dari Sugih Blegedhu Rakyate Dhedel Dhuewel Kabeh yang berarti Raja Yang Kaya Raya, Sukses Secara Pribadi Atau Secara Keluarga, Tapi Rakyatnya Compang Camping.

BACA JUGA:Efek Bunga Es Atau Freezer Frost Pada Freezer dan Cara Mengatasinya

BACA JUGA:Belum Banyak Yang Tahu ! Ternyata Berjalan Kaki Sesudah Makan Baik Untuk Kesehatan Lho ? Simak Faktanya

Hari ke hari, kelakuan Petruk semakin menjadi-jadi, semua perangkat dan pengaruh kerajaan dipergunakan Petruk semaksimal mungkin untuk memuaskan ambisi pribadinya berupa syahwat kekuasaan.

Petruk yang awalnya merupakan seorang punakawan yang sederhana serta peka terhadap  keadaan dan peduli sesama, telah benar benar menjadi gila kekuasaan, lupa diri, lupa asal dan telah terlalu jauh melampaui batasan kepatutan.

Petruk bukan lagi sosok pamong yang sering memberi nasihat, namun telah menjelma menjadi karakter lain yang bengis dan tidak lagi peduli serta peka pada keadaan.

 

AKHIR KEKUASAAN PETRUK

Melihat sepak terjang Petruk yang semakin menjadi-jadi akibat mabok kekuasaan, akhirnya diutuslah sesama punakawan yang mengetahui kelemahan Petruk untuk menyadarkan Petruk.

BACA JUGA:Penduduk Sumatra Jangan Sampai Tidak Tahu ! Kenali 5 Jenis Durian Unggulan Asli Sumatra Yang Legit Dan Harum

BACA JUGA:Katakan Tidak Pada Ketiak Bau! Ini Cara Ampuh Mengatasi Ketiak yang Bau, Apa Saja?

Dua orang punakawan yaitu Semar dan Gareng, yang merupakan orang tua dan saudara dari Petruk sendiri, berangkat menyusup ke dalam istana kerajaan.

Semar dan Gareng yang mengetahui kelemahan Petruk, akhirnya berhasil masuk ke istana dan menemukan Petruk yang sedang tertidur dengan tetap mengenakan mahkota.

Secara cepat Gareng memukul kepala Petruk yang membuat mahkota berisi pusaka sakti terlepas dari kepala Petruk.

Seiring dengan terlepasnya pusaka sakti dari tubuh Petruk, maka seketika hilang pula semua kesaktian yang dimilikinya. Kekuasaan Petruk serta merta berakhir dan Petruk tersadar atau kembali kepada jatidirinya.

Kategori :