Mendalami Lakon Pewayangan Petruk Dadi Ratu Dalam Era Demokrasi

Minggu 25 Aug 2024 - 14:20 WIB
Reporter : Eri Helmian
Editor : Ependi

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Sampai saat ini, masih belum ada bukti yang pasti, siapa sebenarnya pengarang cerita Petruk Dadi Ratu (Petruk Menjadi Raja), sebuah lakon yang cukup digemari dalam pentas pewayangan.

Ada sumber yang mengatakan bahwa cerita tentang Petruk menjadi raja merupakan karya Sunan Kalijaga.

Namun ada pula yang mengatakan lakon tersebut merupakan karangan Tjan Tjoe Han, seorang keturunan Tionghoa yang berasal dari Cayudan - Surakarta.

Terlepas dari siapa pengarangnya, yang jelas lakon Petruk Dadi Ratu atau Petruk Jadi Raja yang berisi kritik sosial, merupakan Lakon Carangan, yaitu sebuah lakon khas Jawa, bukan termasuk inti dari kisah pewayangan Mahabharata dan Ramayana yang berasal dari India.

BACA JUGA:Lakon Wayang, Bagong Bangun Desa Pariwisata

BACA JUGA: Lakon Roro Jonggrang Diharapkan Dapat Menjadi Inspirasi

Jika cerita Mahabharata dan Ramayana merupakan Pakem bagi para Dalang, maka kisah Petruk Dadi Ratu merupakan semacam sisipan dalam dunia pewayangan, sebagai sebuah pengembangan budaya pewayangan. 

Petruk Dadi Ratu disebut sebagai Carangan, yakni sebuah ceritera yang keluar dari standart pakem Mahabharata dan Ramayana, tetapi mengambil tempat berdasarkan alur kisah Mahabharata dan Ramayana.

 

AWAL PETRUK MENJADI RAJA

Untuk memahami lakon Petruk Dadi Ratu, dapat dimulai dari saat Petruk sebagai rakyat biasa, mendapat titipan sebuah jimat atau pusaka sakti. Selanjutnya, setelah mengetahui kehebatan pusaka yang dititipkan kepadanya, Petruk memanfaatkan kesaktian pusaka tersebut untuk merebut suatu kerajaan dan menobatkan dirinya sebagai raja.

BACA JUGA:Lakon Wayang: Sedulur Papat Limo Pancer

BACA JUGA:Pentas di Bengkulu, Teater Koma Bawakan Lakon Roro Jonggrang

Pada mulanya, sebagai seorang Punakawan atau Pamong, Petruk memiliki sifat sifat umum sebagai rakyat jelata. Petruk yang digambarkan sebagai sosok berhidung panjang dan berlengan panjang, dikenal sebagai sosok yang peka pada keadaan, sederhana, tidak rakus dan sangat merakyat.

Namun setelah menjadi seorang prabu atau raja yang sakti, watak Petruk pun berubah total. Petruk menjadi jumawa, gila hormat, kemaruk harta dan memanfaatkan kekuasaan untuk kepuasan pribadi. 

Kategori :