Hari itu hari ketujuh, dengan niat yang bulat dan sangat yakin jika di hari itu Tantri tidak akan sanggup untuk menolak pernyataan cintanya.
Pikirnya pasti Tantri sangat kepincut. Setelah tabur bunga, ia pergi ke sawah seperti biasanya. Lalu pulang dulu untuk mandi, memakai pakaian terbaik dan semprotkan minyak wangi termahal yang ia punya.
Kemudian bergegas ia pergi ke rumah mbok Padmi.
BACA JUGA:Benarkah Bakal Jadi Pengganti Leptop? Berikut 5 Rekomendasi Tablet Canggih Terbaru 2024
BACA JUGA:Para Orang Tua Harus Tau ! Ini Beberapa Kebiasaan Yang Di Anggap Sepele, Membuat Anak Cacingan
Kulonuwun. mbok Padmi, tok tok tok ia mengetuk pintu, sepertinya rumahnya sepi tidak ada orang.
Mas Kanjeng, mbok Padmi tidak ada, tadi malam dia dan keluarganya pergi ke Banyuwangi untuk mengantar mbak Tantri ke dermaga penyebrangan ke Bali jawab seorang tetangga samping rumah, yang sedang menyapu halaman.
Terasa disambar gledek, mendengar kabar itu seolah hal yang sangat tidak terduga. Tiba-tiba saja Tantri pamit pulang tanpa memberi kabar lebih dulu.
Satu bulan berlalu, Kanjeng mendapat kiriman surat dari Tanti. Bertuliskan penggalan surat demikian Maaf mas Kanjeng, saya baru sempat balas suratmu.
BACA JUGA:Destinasi Wisata Saksi Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
BACA JUGA:Surabaya Bertransformasi dari ‘Kota Neraka’ Jadi Kota Wisata
Terima kasih mas Kanjeng sudah sangat baik memperlakukan saya selama di Jawa. Mas Kanjeng pria yang sangat baik, namun maaf Tantri tidak bisa menerima pernyataan cinta dari mas, karena besok pagi saya akan melangsungkan pernikahan dengan lelaki yang sudah 3 bulan jadi tunangan saya
Ketika surat itu dibaca Kanjeng, artinya hari itu Tantri sudah menikah dengan lelaki lain. Kanjeng sangat marah, ia gelap mata, dunia seolah runtuh, ia merasa tidak punya harapan hidup.
Langsung ia lampiaskan kemarahannya itu dengan mengambil sebilah kapak, berlari ia menuju pohon jambu mete keramat warisan kakeknya. Ia ayunkan kapak itu, dan pohon itu tumbang tak berapa lama.
Seluruh tenaga ia kerahkan untuk meluapkan emosinya di pohon itu. Kelelahan membuatnya setengah pingsan dan tertidur di samping pohon jambu mete yang telah tumbang. Dalam tidurnya ia berjumpa dengan kakeknya.
BACA JUGA:Aturan Baru: Dokter Boleh Praktik di Tiga Tempat, Ini Syaratnya!