Meskipun kinerja industri alat angkut menunjukkan tren positif, sektor ini masih menghadapi beberapa tantangan.
Salah satunya adalah ketergantungan pada bahan baku impor, yang mempengaruhi biaya produksi.
Selain itu, persaingan global yang ketat menuntut industri untuk terus meningkatkan daya saing melalui inovasi dan peningkatan kualitas.
Pemerintah, melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin), menaruh perhatian khusus.
BACA JUGA:Praktis! 8 Tips Menghilangkan Karat Pada Kenalpot No 3 Paling Gampang
BACA JUGA:Jangan Lakukan Ini!! 7 Hal yang Dilarang Saat Mencuci Motor
Kemenperin terus mendorong laju kinerja sektor industri otomotif di Indonesia, termasuk dari segi peningkatan pasar dan penjualan mobil di dalam negeri.
Apalagi, industri otomotif merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan karena mampu memberikan kontribusi yang signfikan bagi perekonomian nasional.
“Industri alat angkut yang tumbuh sebesar 7,63 persen tersebut pada 2023, tidak terlepas dari kontribusi sektor otomotif,” kata Plt Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Putu Juli Ardika di Jakarta. Namun demikian, dalam 10 tahun terakhir, penjualan untuk kendaraan mobil di pasar domestik masih cenderung bertahan pada angka 1 juta unit. “Tentunya diperlukan langkah-langkah strategis untuk dapat meningkatkan penjualan tersebut,” ujar Putu.
Kemenperin mencatat, selama 2023, penjualan untuk kendaraan roda dua di pasar domestik sebesar 6,2 juta unit dan ekspornya mencapai 570 ribu unit.
Sementara itu, ekspor kendaraan mobil sebesar 506 ribu unit untuk jenis CBU dan 65 ribu unit untuk CKD.
Meskipun penjualan di domestik mengalami stagnan, produksinya terus meningkat karena untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor.
Artinya, industri otomotif kita masih punya daya saing. Tren kenaikan ekspor untuk kendaraan mobil, tecermin dari 2016 sebesar 194 ribu unit dan pada tahun 2023 mencapai 506 ribu unit.
“Bahkan, dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini terdapat penambahan industri otomotif baru, antara lain, Hyundai, Chery, Neta, Citroen dan MG,” imbuhnya. Sejumlah produsen otomotif skala global sedang membidik Indonesia sebagai basis produksi, termasuk menjadikan hub ekspor.