Banner Dempo - kenedi

Optimalkan Belanja Pemerintah, Kunci Pemulihan Industri Manufaktur Nasional

Kenaikan belanja pemerintah yang signifikan diharapkan bukan hanya memicu peningkatan permintaan produk manufaktur, tapi membantu menghidupkan kembali sektor ini. -ANTARA FOTO/ Aji Styawan-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Perekonomian global saat ini tengah diselimuti oleh ketidakpastian.

Banyak negara, termasuk Indonesia, merasakan dampaknya.

Indikator ekonomi menunjukkan tanda-tanda kontraksi, yang mengancam keberlanjutan pertumbuhan sektor industri.

Salah satu indikator yang menjadi perhatian adalah Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia, yang mengalami penurunan pada Juli 2024, dari 50,7 di bulan sebelumnya menjadi 49,3.

BACA JUGA:PDB Triwulan II-2024 Melonjak: Industri Pengolahan Jadi Motor Ekonomi

BACA JUGA:Investasi dan Penggunaan Produk Lokal Dorong Industri Surya Nasional

Angka itu menjadi sinyal peringatan bagi pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna menghidupkan kembali sektor manufaktur.

Menyikapi kondisi tersebut, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebagai pengampu sektor manufaktur tidak tinggal diam menghadapi kondisi ini.

Kementerian itu menyadari pentingnya menjaga stabilitas sektor manufaktur, terutama dalam masa transisi pemerintahan, Kemenperin telah menyiapkan serangkaian langkah strategis.

Salah satu langkah yang menjadi fokus adalah peningkatan permintaan domestik, yang diharapkan dapat menjadi pendorong utama pemulihan sektor ini.

BACA JUGA: Kawasan Industri Terpadu Batang Semakin Menggeliat

BACA JUGA:Industri Kelapa Indonesia, dari Kebun Rakyat hingga Pasar Dunia

Presiden Joko Widodo, dalam rapat paripurna kabinet di Ibu Kota Nusantara (IKN), beberapa waktu lalu, mengarahkan Kemenperin untuk mengupayakan agar permintaan domestik meningkat, khususnya melalui belanja pemerintah, konsumsi rumah tangga, dan penguatan rantai pasok industri di tingkat lokal.

Kemenperin menargetkan agar anggaran belanja pemerintah untuk barang-barang dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar Rp1.000 triliun dapat terserap lebih optimal pada semester II-2024.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan