“Bila dibandingkan dengan negara lain, biaya yang didedikasikan untuk perawatan diabetes di Indonesia ini jauh lebih kecil,” tulisnya dalam Diabetes Melitus adalah Masalah Kita (2022), seperti dikutip yankes.kemkes.go.id.
Contohnya, negara yang dekat dengan Indonesia adalah Australia, dengan biaya yang digunakan untuk pelayanan diabetes mencapai USD5.944 per orang, sedangkan Brunei Darusalam menghabiskan dana sebesar USD901,3 per orang.
Walaupun lebih kecil, hal ini tidak dapat dianggap remeh karena angka kematian akibat diabetes di Indonesia cukup signifikan.
Angka kematian terkait diabetes pada usia 20--79 tahun di Indonesia diperkirakan sebesar 236,711.
BACA JUGA:Jarang Diketahui, Bukan Sekedar Ikan Biasa ! Ini Sederet Khasiat Dari Ikan Patin
BACA JUGA:Tidak Perlu Tunggu Hingga Rusak ! Ini Waktu Ideal Untuk Mengganti Sikat Gigi
Padahal jumlah tersebut tidak termasuk proporsi pasien diabetes pada kelompok usia 20--79 tahun yang tidak terdiagnosis adalah 73,7%.
Pencegahan Diabetes
Berbagai fakta dan riset tersebut menyebabkan Kementerian Kesehatan harus turun tangan mengatasi masalah tersebut.
Untuk itu, Wakil Menteri Dante menilai penerapan cukai MBDK menjadi salah satu strategi yang efektif untuk menekan kasus penyakit tidak menular salah satunya yakni diabetes dan beban biaya kesehatan.
BACA JUGA:Apakah Kalian Tau, Ternyata Dengan Mengunyah Permen Karet Begitu Banyak Manfaat Untuk Kesehatan Kita
BACA JUGA:Jangan Biasakan ! Ini Bahaya Makan Malam, Bagi Kesehatan Tubuh
“Meningkatnya kontribusi dan peningkatan beban kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular dan mempertimbangkan biaya kesehatan akibat penyakit MBDK tersebut menjadi langkah penting yang perlu dilakukan.
Oleh sebab itu, rekomendasi kebijakan cukai MBDK menjadi salah satu strategi yang efektif,” katanya.
Harapannya, penerapan cukai MBDK yang direncanakan akan diterapkan pada 2024 ini dapat segera dapat ditindak lanjuti dengan komitmen dari berbagai sektor dan mitra.