RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Data Kementerian Kesehatan menunjukkan angka pengidap diabetes di Indonesia saat ini telah mencapai 19,5 juta jiwa.
Jumlah tersebut diprediksi akan melonjak mencapai 28,5 juta penduduk pada 2045.
Penyebab utamanya, menurut Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, tak lain tak bukan adalah kegemaran warga terhadap semua hidangan yang serba manis.
“Salah satu penyebabnya adalah konsumsi minuman manis di kemasan, yang telah terbukti meningkat berbagai risiko penyakit seperti diabetes, hipertensi dan penyakit lainnya,” kata Wamenkes, dalam acara bertajuk Diseminasi Riset Dampak Cukai MBDK terhadap Beban Diabetes Tipe 2 di Indonesia yang tayang di Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) channel.
BACA JUGA:Jarang Diketahui, Bukan Sekedar Ikan Biasa ! Ini Sederet Khasiat Dari Ikan Patin
BACA JUGA:Tidak Perlu Tunggu Hingga Rusak ! Ini Waktu Ideal Untuk Mengganti Sikat Gigi
Sebagaimana disimak awak redaksi www.indonesia.go.id , Kementerian Kesehatan saat ini tengah menyoroti soal MBDK atau Minuman Berpemanis Dalam Kemasan.
Kebiasaan masyarakat mengkonsumsi MBDK secara berlebihan, merupakan salah satu perilaku tidak sehat yang menjadi salah satu penyebab utama diabetes.
Walhasil, Indonesia tercatat menempati urutan kelima besar dengan kasus diabetes tertinggi di dunia setelah Tiongkok, India, Pakistan dan Amerika pada 2021.
Dari waktu ke waktu, dalam catatan Wamenkes Dante, tingkat konsumsi MBDK masyarakat Indonesia terus meningkat.
BACA JUGA:Anda Pelupa, Ini Beberapa Rekomendasi Makanan Yang Dapat Meningkatkan Daya Ingat.
BACA JUGA:Mau Memiliki Rambut Tetap Lembut Dan Berkilau ! Ini 10 Cara Merawat Rambut Dengan Mudah
Merujuk data Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) menunjukkan rumah tangga Indonesia mengeluarkan setidaknya Rp90 triliun untuk MBDK pada 2022.
Angkanya meningkat hingga 19% dari estimasi belanja nasional MBDK pada 2017. Hal ini menyebabkan jumlah penderita diabetes meningkat tiap tahun.
Data lain menunjukkan perkembangan yang hampir serupa.