RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Industri tekstil dan produk tekstil (ITPT) merupakan salah satu sektor unggulan manufaktur nasional.
Selain menjadi pahlawan devisa sejak puluhan tahun terakhir ini, sektor itu juga menjadi andalan penyerapan tenaga kerja.
Kamar dagang dan industri (Kadin) 3,65 juta (18,79 persen) dari total tenaga kerja industri manufaktur.
Sementara itu, dalam catatan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), hingga kini (2024) jumlah tenaga kerja sektor industri TPT mencapai 3,9 juta orang atau hampir 20% dari total tenaga kerja di sektor industri manufaktur nasional.
BACA JUGA:Industri Hijau Jadi Standar Pembangunan Berkelanjutan
BACA JUGA:Mesin Utama Pengerek Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Dengan jumlah sumber daya manusia sebesar itu, produktivitas dan keterampilan mereka, tentu punya pengaruh besar pada kinerja industri tersebut.
Oleh karena itu, kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDMI) Kementerian Perindustrian Masrokhan, pembangunan SDM industri kompeten menjadi salah satu program prioritas. Salah satunya dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan vokasi.
Kinerja Signifikan
Sempat tertatih, mengalami tekanan selama 2023, kinerja industri TPT kembali bangkit pada awal 2024 dengan pertumbuhan PDB yang positif.
BACA JUGA:16 PSN Baru Dibangun tanpa Membebani Keuangan Negara
BACA JUGA:Ledakan Anggaran Gaji 13, Dipicu Komponennya yang Memasukkan TPG
“Industri TPT pada triwulan I-2024, mulai menunjukkan perbaikan kinerja yang signifikan, di mana PDB mengalami pertumbuhan sebesar 2,64 persen secara yoy, demikian juga secara qtq mengalami peningkatan 5,92 persen dibandingkan Q4-2023 yang mengalami kontraksi -1,15 persen,” kata Plt Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.
Kinerja gemilang industri TPT juga tecermin pada capaian nilai ekspornya pada triwulan I-2024 yang mengalami peningkatan sebesar 0,19 persen atau senilai US$2,95 miliar.