Padahal, situasi di pasar ekspor masih dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi global karena beberapa konflik antarnegara yang terjadi.
Di sisi lain, investasi sektor TPT juga mengalami kenaikan. Untuk investasi PMA, naik sebesar 70,2 persen atau senilai US$194,3 miliar.
BACA JUGA:Industri Hijau Jadi Standar Pembangunan Berkelanjutan
BACA JUGA:Mesin Utama Pengerek Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Kemenperin pun memberikan apresiasi sejumlah perusahaan yang menggarap pasar baru. Salah satunya adalah PT Mahugi Jaya Sejahtera yang berhasil merambah pasar Dubai dan sebagian negara Timur Tengah Dubai.
Perusahaan tersebut pada Mei 2024 mengekspor kain sebanyak 300.000 meter dalam tiga kontainer senilai US$350.000.
Dalam catatan Kemenperin, selama ini pasar andalan Indonesia untuk garmen adalah negara-negara Eropa, Amerika dan Jepang.
Karenanya, keberhasilan menembus pasar nontradisional, patut diperhatikan.
BACA JUGA:16 PSN Baru Dibangun tanpa Membebani Keuangan Negara
BACA JUGA:Inflasi Mei 2024 Turun
Pasar Nontradisional
Pasar garmen dan tekstil di negara-negara Timur Tengah diprediksi bakal terus tumbuh signifikan. Sampai dengan lima tahun ke depan dengan pertumbuhan sebesar 7 persen, dan nilai pasar fesyen diperkirakan sebesar US$89 miliar.
Dalam catatan Kemenperin, pasar Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi menyumbang hampir setengah dari pasar industri fesyen di Timur Tengah, serta Qatar yang terus meningkat konsumsinya.
Indonesia mengekspor tekstil dan pakaian ke negara-negara Timur Tengah sekitar 5,4 persen dari total ekspor TPT nasional atau senilai US$753 juta.
Artinya, baru memiliki market share 1,5 persen. “Oleh karena itu, upaya peningkatan ekspor ke negara-negara Timur Tengah menjadi sebuah langkah yang penting,” tandasnya.
BACA JUGA:Kementerian ESDM Tetapkan ICP USD79,8 Perbarel pada Mei 2024