Mencintaimu Seperti Filosofi Hujan

Sabtu 20 Apr 2024 - 17:50 WIB
Reporter : Debi Susanto
Editor : Ependi

Aksara menjawab teleponku setelah panggilan ke tiga, kuserobot duluan sebelum ia bersuara. “Ayo ketemuan.”

Ada hela napas di seberang sana, “Nggak bisa, Kak.”

BACA JUGA:Arus Mudik dan Balik ke Enggano, Pelindo Bengkulu Ambil Peran

BACA JUGA:Banjir Lebong, Tim Ayok Bengkulu Salurkan Bantuan

“Aksa, please, sebentar aja,” kuabaikan ramainya keadaan di sambungan telepon, entah Aksara sedang berada dimana dengan bising seramai itu. 

“Ada yang perlu kita bicarain. Aku yang samperin kamu ya?”

“Nggak bisa dibicarain di sini?”

“Please,” bagaimana ya ekspresinya saat mendengarku sampai memohon seperti ini? “Please, Aksa, sekali ini aja.”

Terdengar tarikan napas panjang, lalu lagi-lagi hela napas letih. “Mau ketemu dimana?”

BACA JUGA:Gagalkan 0,5 Kg Sabu, Polda Tangkap 4 Tsk

BACA JUGA:Persoalan Banjir, WALHI Bengkulu: DAS Sedang Tidak Baik-Baik Saja

Kafe yang tak jauh dari tempatku bekerja menjadi pilihan dan Aksara menyetujuinya tanpa bantahan. 

Ia membutuhkan waktu empat puluh menit untuk sampai karena lokasinya lumayan jauh saat itu. 

Aku merasa bersalah, sedikit. Apalagi di luar sedang hujan.

Aksara datang dengan rambut lepek, wangi parfumnya masih tersisa dan setelannya rapi dengan kemeja putih dan celana bahan. 

Meski agak basah, ia masih terlihat menawan.

Kategori :

Terkait

Minggu 15 Sep 2024 - 19:31 WIB

DI NEGERI PARA PESOLEK

Sabtu 14 Sep 2024 - 21:06 WIB

Sebelum Pandemi dan Sesudah Itu Mati

Sabtu 24 Aug 2024 - 19:38 WIB

Love or Ghosting