BACA JUGA:Gubernur Kembali Gulirkan Program Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor
“Kita.., sekarang ini apa ya?”
Aksara menatapku seolah aku yang bersalah, entah tatapan macam apa itu—ada sedih, ada marah, ada sakit yang terpancar di matanya.
“Menurut Kak Adisti sendiri apa?”
Jujur menjadi pilihan setelah lelah bertahan. Aku sudah tidak mau menghindar dari sesuatu yang memang seharusnya kulakukan.
Satu setengah tahun sudah cukup memberi pengalaman, memang Aksara bukan orang yang tepat untukku.
BACA JUGA:Arus Mudik dan Balik ke Enggano, Pelindo Bengkulu Ambil Peran
BACA JUGA:Banjir Lebong, Tim Ayok Bengkulu Salurkan Bantuan
Begitu pun aku, bukan juga orang yang tepat untuk menemani Aksara.
“Kayaknya udah cukup ya buat kita main-main.”
Aku masih suka Aksara, aku masih cinta Aksara Pradipta yang aku kenal.
Tapi, Aksa, ada hal yang memang seharusnya nggak melulu dipertahankan.
Ada kalanya kita juga harus melepas, kan? Mungkin kita memang bukan untuk satu sama lain, mungkin Aksara bakal punya pasangan lain yang lebih bisa bikin kamu bahagia dan rela buat kamu kasih sebagian cinta.
Kalau sama aku terus, kamu nggak akan nemu siapa orangnya.
BACA JUGA:Gagalkan 0,5 Kg Sabu, Polda Tangkap 4 Tsk