Cerpen Karangan: Dalamlakara
Satu setengah tahun bukan waktu yang sebentar, dan aku masih belum bisa memahami tentang bagaimana Aksara ingin menjalani hubungan ini; akan dibawa ke mana? Akan berakhir seperti apa? Kalau pertanyaannya dirasa terlalu jauh, akan kusederhanakan seperti ini: apa ia pernah terpikir sekilas saja untuk mencintaiku?
Pertanyaan yang bodoh, ‘kan? Kalau pacaran ya jelas-jelas saling mencintai.
Tapi dengan Aksara, semuanya terasa mustahil.
Aku sendiri bingung kenapa bisa bertahan sampai sejauh ini sementara hal-hal yang kuinginkan tak pernah kudapat darinya.
BACA JUGA:Banjir Lebong, Tim Ayok Bengkulu Salurkan Bantuan
BACA JUGA:Gagalkan 0,5 Kg Sabu, Polda Tangkap 4 Tsk
Aksara membuatku kelimpungan mencari dimana letak kesalahanku yang membuatnya enggan untuk memberikan kepingan hati, ia juga membuatku makin tak menyukai diriku sendiri karena selalu kekuranganku yang tampak di matanya. Tapi semakin aku ingin jauh, semakin aku sakit dibuatnya.
Rasa cinta macam apa yang menyiksa seperti ini?
“Putusin, Dis, lo udah cukup kuat buat bertahan sampe sini.”
“Nggak segampang itu, Kat,” aku menjawab, “gue pernah sekali minta putus, tapi Aksa nggak kasih.”
BACA JUGA:Arus Mudik dan Balik ke Enggano, Pelindo Bengkulu Ambil Peran
BACA JUGA:Banjir Lebong, Tim Ayok Bengkulu Salurkan Bantuan
Katia, dalam ekspresinya yang paling bingung, memainkan sedotan di gelas minumannya yang sisa setengah.
“Lo berasa lagi main puzzle nggak sih sama dia? Lo nyusun kepingannya sendirian, lo nyari kepingan yang ilangnya juga sendirian.”