10 Fakta Gempa Bawean 6,5 SR dan 5 Patahan Aktif di Provinsi Bengkulu

Senin 25 Mar 2024 - 22:14 WIB
Reporter : Benny Siswanto
Editor : Ependi

Pasalnya obyek pemberitaan hanya fokus pada seputar ancaman dan cenderung minim informasi tentang langkah atau mitigasi yang mesti dilakukan?

"Potensi Selalu Ada," tegas dia saat itu. 

Dirinya tak menampik soal potensi gempa besar di Bengkulu yang berkekuatan hingga di atas 8 magnitudo tersebut, memang ada. Ilmiah dan sudah dipetakan. 

Lebih detil lagi, dijelasnya, potensi itu baik dari Megathrust Enggano, begitu juga Megathrust Mentawai-Pagai memiliki dampak yang cukup serius, ketika benar-benar terjadi. 

BACA JUGA:Pemda Bengkulu Utara Usulkan Anggaran 320 Miliar ke Pusat

BACA JUGA: Maman Suherman Pamit, Camat Soini, SE Ucapkan Terimakasih. Begini Suasana Sertijab Kemarin...

Namun, kapan waktunya belum ada teknologi yang mampu memprediksi secara pasti. Begitu juga kekuatannya persisnya saat terjadi, belum ada satu alat pun di dunia ini yang  bisa diprediksi.

Di dalam ketidakpastian itu, yang paling penting, terusnya, kita siapkan adalah usaha mitigasi. 

Baik mitigasi struktur maupun non-struktur harus diperkuat di sepanjang kawasan berpotensi terdampak tsunami.

"Mitigasi Kita Masih Tertinggal," bebernya.

BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Jamin Kesiapan Jalan Songsong Arus Mudik Lebaran

BACA JUGA:2 Puskesmas di Pinang Raya, Diminta Optimalkan Ketersediaan Abate. Ini Fungsinya..

Mengambil pelajaran pasca terjadi gempa-tsunami 2011, Jepang membagi kawasan pesisir menjadi dua bagian. 

Kawasan pertama adalah kawasan berjarak satu kilometer dari bibir pantai, merupakan kawasan yang terkena dampak tsunami dengan periode ulang 30-150 tahun. 

Sedangkan kawasan kedua berjarak tiga kilometer dari bibir pantai, yaitu kawasan yang terkena dampak tsunami dengan periode ulang di atas 200 tahun.

Kedua, kawasan ini tidak boleh diisi dengan pemukiman. Kawasan pertama hanya boleh dimanfaatkan untuk pariwisata dan konservasi. 

Kategori :