RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Tingkat stres tinggi, menjadi penyebab utama gangguan jiwa. Tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di Rumah Sakit Khusus Jiwa (RSKJ) Soeprapto Bengkulu, cukup tinggi.
Pantauan RU, kondisi Rabu, 31 Januari 2024 Pukul 15.30 WIB, dari total 245 bed yang dimiliki rumah sakit pemerintah, 140 bed sudah terisi.
Jelang Pemilu yang tinggal menyisakan waktu kotor 15 hari, sekaligus menjadi kegiatan sosial masyarakat yang berpotensi menjadi episentrum tingkat stres yang tinggi, praktis masih menyediakan 105 bed.
Kondisi itu, memungkinkan pemerintah daerah dalam manajemen persoalan sosial di masyarakat.
BACA JUGA: 7 Cara Bagi Pemula yang Ingin Budidaya Ikan Gurame Dalam Kolam Tarpal
BACA JUGA:Mendekati Hari Pencoblosan, Enggano Terancam Terisolir
Kepala Rumah Sakit Khusus Jiwa (RSKJ) Soeprapto Bengkulu, dr Jasmen Silitonga, SPKP, M.Kes, saat dikonfirmasi menyampaikan kondisi tingkat keterisian itu.
Rerata, kata dia, kasus yang kini menjadi obyek penanganan pihaknya, ditempati oleh mereka yang mengalami gangguan kejiwaan yang diawali dengan tingkat stres yang tinggi.
"Jadi ODGJ ini, diawali beberapa fase. Dimulai dengan tingkat stres yang tinggi, berlanjut depresi. Ketika meningkat menjadi ODGJ," kata Jasmen, menjelaskan.
Cukup beragam penyebab stres itu. Jasmen memaparkan, diantaranya seperti persoalan ekonomi sampai dengan persoalan sosial lain, seperti perceraian juga mempengaruhi.
BACA JUGA: INGAT! Dilarang Membawa Ponsel ke Bilik Suara Saat Pencoblosan
BACA JUGA:20 Orang Meninggal Gegara HIV-AIDS di Bengkulu Utara
Selain itu, terus dia, ada juga pengaruh penyalahgunaan narkoba. Pasalnya, paparan zat adiktif yang merusak jaringan otak, bisa menyebabkan stres.
"Perkembangan teknologi yang mempengaruhi. Penggunaan gadget secara berlebihan, turut menyebabkan stres atau gangguan kejiwaan," bebernya.
Disinggung soal jelang Pemilu, dilakukan persiapan khusus? mantan Direktur RSUD Arga Makmur itu, menuturkan secara khusus tidak melakukan persiapan apapun.