20 Orang Meninggal Gegara HIV-AIDS di Bengkulu Utara
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) BU, Samsul Ma'arif, SKM, M.Kes-Radar Utara/Benny Siswanto-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Kasus paparan HIV-AIDS di Kabupaten Bengkulu Utara (BU), cenderung meningkat. Sejak 2016, angka kematian pengidapnya mencapai 20 orang.
Musabab penyakit yang belum ada obatnya ini pun, didominasi oleh praktik laku biologis tak sehat. Lebih memprihatinkan lagi, ibu hamil bahkan turut terpapar.
Kondisi itu, diduga tertular oleh pasangannya sendiri. Itu artinya, bayi yang dilahirkannya pun, kuat kemungkinan tertular virus yang menyerang imunitas tubuh itu.
Secara kuanitatif, Orang dengan HIV-AIDS atau ODHA di daerah ini menuju 50 orang. Dari 40 kasus, 20 diantaranya telah meninggal dunia. Tahun lalu, bertambah lagi 9 orang.
BACA JUGA:Dewas BPJS Kesehatan Pusat Turun ke RSUD M Yunus, Ada Apa?
BACA JUGA:Payung Hukum Desa Masih Berbentuk Draf Perdes, Berpotensi Pungli?
Kini mereka yang menjadi jujugan pendampingan pemerintah, jumlahnya menjadi 29 orang.
Pantauan RU, satu diantaranya masih enggan menjalani pengobatan yang difasilitasi pemerintah secara gratis itu.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) BU, Samsul Ma'arif, SKM, M.Kes, melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Ujang Ismail, SKM, MPH, ketika dibincangi RU, menyampaikan daerah terus melakukan pendampingan pada kasus paparan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh penderitanya.
Walaupun, Ujang tak menampik soal penambahan jumlah ODHA tahun lalu sebanyak 9 orang.
BACA JUGA:Proses Usulan NI 1.559 Calon PPPK
BACA JUGA: KPU Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilu 2024 di Mukomuko
"Kita terus melakukan pendampingan bagi ODHA yang sudah terdata. Cuma persoalannya kan, tidak semua pengidap terbuka. Ini yang diluar kendali pemerintah," ujarnya, menjelas.
Ujang menjelaskan, pendampingan sendiri meliputi advokasi medis sampai dengan pemberian sediaan farmasi kepada ODHA secara gratis.