BACA JUGA:Belenggu Sistem
BACA JUGA:Cecep Ingin Menjadi Kaya
"Hahaha..!!! Jika tak bisa lepaskan saja Monyet."
Sekejab ketua monyet langsung emosi karena merasa diremehkan. Dia malah bertambah ngotot tanpa mau rugi. Pekik anggota monyet makin liar terdengar. Ular kian merapat kemudian langsung membelit tubuh ketua monyet.
Ketua monyet yang rakus itupun meronta. Tapi percuma, lilitan itu begitu erat yang membuatnya sesak bernapas. Pada akhirnya ketua Monyet mati.
Padahal sangat bisa dia selamat seandainya mau untuk melepaskan buah apel itu. Namun karena sikap tamak dan angkuh; keegoisan monyet membuatnya harus jadi santapan sang ular.
Setelah menelan ketua monyet yang besar itu, ular sanca menjadi kenyang lalu pergi meninggalkan taman.
BACA JUGA:Ibu, Pematang Sawah dan Cerita Seorang Gadis
BACA JUGA:Dendam
"Lihat!!! Ketua kalian sudah tidak ada!! Sekarang pergi atau aku giring kembali ular yang lain untuk memangsa kalian hah!!!" kata Burung Hantu.
Mendengar hal itu tentu kawanan monyet itu langsung kabur karena menebak bahwa ular itu adalah bagian sahabat dari kawanan burung.
Sorak sorai bahagia terdengar. Taman menjadi tentram kembali. Nuri, Kakatua, Dara, dan Merpati langsung mendekati Gagak dan Burung Hantu.
Bu Guru Elang dan semua burung dewasa juga keluar dari persembunyian. Sejak tadi sebenarnya mereka memantau dan jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan kepada para murid, mereka akan dengan sigap segera menolongnya.
Namun kepintaran Gagak dan keberanian Burung Hantu berhasil mengalahkan kawanan monyet. Guru elang dan yang lainpun bangga kepada dua muridnya.
BACA JUGA:Belenggu Sistem
BACA JUGA:Cecep Ingin Menjadi Kaya