Termasuk perkebunan mandiri. Karena sudah menjadi rahasia umum, kata dia, penggede acap memiliki kebun dengan luasan yang tidak biasa.
BACA JUGA:Hutan Bengkulu Miliki Peran Penting Serap Karbon dan Reduksi Risiko Bencana
BACA JUGA:Inovasi Digital Simontana, Penjaga Kelestarian Hutan Indonesia
Salah satu modus yang paling lazim, terus dia, adalah lewat penerbitan ijin-ijin pemerintah yang justru memantik, praktik perusakan hutan dari sisi peruntukannya. Kebijakan yang dimaksudkan Bayu ini, seperti penurunan status dengan ragam dalih yang seakan-akan dapat dibenarkan.
"Ini persoalan prinsip. Dan ini menjadi komitmen Indonesia semestinya, sebagai salah satu negara yang memiliki hutan luas. Dan ini income besar yang dapat menjadi obyek diplomasi dengan negara-negara seperti Eropa yang praktis tak lagi memiliki hutan yang lestari," ucapnya.
Lebih jauh, deforestasi yang terjadi di Indonesia, juga menjadi bagian persoalan yang menurut Bayu sudah tidak lagi mencerminkan komitmen pemerintah dalam menjaga hutan.
Maka dirinya turut memberikan dukungan otoritas Eropa yang sudah mengesahkan Undang-Undang Anti Deforestasi yang sepertinya mengincar Indonesia sebagai sasarannya.
BACA JUGA:Pemcam Air Manjunto Komitmen Cegah Kebakaran Hutan dan Lahan
BACA JUGA:Waspada Ancaman Kebakaran Hutan
Tutupan Hutan di Bengkulu Terus Menciut
Laporan yang diturunkan WARSI, salah satu NGO yang fokus pada lingkungan dan tergabung dalam Komunitas Konservasi Indonesia tahun lalu melansir hasil kerja organisasi nirlaba yang dimotori Tim Geographic Information System (GIS) KKI Warsi.
Tim ini melakukan analisis citra satelit sentinel yang dipadukan dengan pengamatan melalui google earth, citra spot 6, SAS Planet sebagai upaya mencari data kondisi terupdate soal tutupan hutan berikut perubahan permukaan lahan berupa lahan terbuka di Provinsi Bengkulu.
Hasilnya diketahui tutupan hutan di Bengkulu tinggal 645.116 hektar atau 32 persen dari luas wilayah Bengkulu. Dikomparasikan dengan data 2022, diketahui tutupan hutan di Bengkulu berkurang 8.306 hektar. Tutupan hutan yang kian kritis, akan mempengaruhi kemampuan bumi untuk menyerap air hujan, sehingga curah hujan berpotensi menjadi aliran permukaan.
Temuan lainnya turut mendeteksi adanya 142.466 ha, lahan terbuka yang berada di kawasan hutan. Selain dalam kawasan hutan, areal terbuka juga terpantau dalam berbagai pemanfaatan lahan lainnya seperti pembukaan lahan di kawasan tambang seluas 3.719 hektar, perkebunan sawit seluas 12.719 hektar, perusahaan kehutanan 4.053 hektar.
BACA JUGA:Optimalisasi Pesisir dan Hutan Bengkulu
BACA JUGA:150 Ekor Harimau Terdata di TNKS, Perburuan Liar dan Perambahan Hutan Jadi Ancaman
45% Wilayah Bengkulu Adalah Kawasan Hutan
Masih berdasarkan data Warsi, dengan karakteristik wilayah dan letak geografisnya, Bengkulu turut mengelola ruang. Bagaimana tidak? dari total 2.016.425 ha luas Bengkulu, sebanyak 924.631 ha atau 45% diperuntukkan sebagai kawasan hutan.