Efek Pendangkalan Alur Pelabuhan Pulau Baai : Petani Pisang Rugi Ratusan Juta
Efek Pendangkalan Alur Pelabuhan Pulau Baai : Petani Pisang Rugi Ratusan Juta. -Alexcardo Desousa Siregar-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Selain investasi nyaris tak bergerak. Petani pisang di Pulau Enggano, merugi ratusan juta rupiah, menjadi keping cerita negatif atas kasus pendangkalan alur yang terjadi pada kolom Dermaga Pulau Baai Bengkulu.
Sedimentasi yang tak mampu dikendalikan Pelindo Regional 2 Bengkulu, termasuk Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pulau Baai yang kemarin didemo masyarakat Pulau Enggano yang merupakan salah satu gugusan pulau terluar Indonesia, lantaran geram, menyebabkan transportasi laut dari dan menuju Enggano, turut terhenti nyaris 3 minggu lamanya.
Camat Enggano, Susanto, S.Pd, dibincangi Radar Utara Baca Koran, mengungkapkan perihal kerugian meteriil petani pisang yang menimpa masyarakatnya di Kecamatan Enggano, akibat gundukan pasir akibat sedimentasi pada kolam dermaga yang menyebabkan kapal barang dan orang, tak bisa merangsek ke areal dermaga nyaris 3 pekan lamanya.
"Dalam kondisi jadwal kapal normal, terkecuali arus laut tak bersahabat. Pengiriman pisang kepok dari Enggano, dilakukan 2 kali dalam sepekannya. Rata-rata, dalam sekali pengiriman 8 hingga 10 truk," ujar Camat Enggano, saat mempersiapkan pendistribusian logistik bantuan pangan dari Pemda Bengkulu Utara, yang akan didistribusikan Senin, 14 April 2025 sekitar Pukul 19.00 WIB.
BACA JUGA:Pendangkalan Alur Dermaga, Pemda Kirim Bantuan dengan Kapal Nelayan
Ia melanjut, anggaplah per sekali berangkat 8 truk. Per satu truknya, terus dia, berisikan minimal 150 tandan pisang kepok dengan harga Rp50.000 per tandanya, maka didapatkan estimasi ekonomi Rp 7,5 juta setiap truknya.
Kemudian, terus dia, dikalikan dengan 8 truk, maka didapatkan angka Rp 60.000.000. Lalu dikalikan 2, karena kapal masuk 2 kali dalam seminggu, berarti didapatkan angka estimasi Rp120.000.000 per minggunya.
Ketika dikalikan 3 minggu saja, kapal tak masuk ke Enggano, maka perputaran ekonomi dari pisang kepok saja dari pulau terdepan Indonesia ini bisa mencapai Rp360.000.000.
"Ini baru dari kerugian petani pisang kepok. Tentunya, masih ada sektor perekonomian lainnya yang mestinya bergerak, tapi justru stagnan, karena imbas transportasi mandeg," Camat menyampaikan.
BACA JUGA:Ambil Alih Pengerukan Alur Pulau Baai
BACA JUGA:Pendangkalan Alur Pulau Baai Sebabkan Pertashop Tutup Sejak Lebaran, SPBU Andalkan BBM dari Padang
Di tengah sorotan publik kepada PT Pelindo Regional 2 Bengkulu dan KSOP Pulau Baai bengkulu yang dianggap tak becus menangani seluruh aktivitas pelabuhan, sehingga didemo masyarakatnya, Senin, kemarin.
Camat Susanto, berharap persoalan sedimentasi pasir yang sudah terjadi sejak lama, bisa mendapatkan atensi serius penanganan, agar tidak terjadi atau permasalahannya terus berulang-ulang.