Percepat Transformasi Energi Bersih dengan Pendanaan Hijau

Sabtu 30 Nov 2024 - 20:54 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Ependi

BACA JUGA:Indonesia Siap Pensiunkan PLTU Batu Bara: Tantangan dan Peluang Menuju Energi Bersih

BACA JUGA:4 PLTS Terbengkalai, Negara Dituding Setengah Hati Pada Energi Bersih

Keterlibatan PLN dalam proyek-proyek hijau, lanjut Darmawan, akan membuka peluang lebih luas bagi mitra-mitra internasional lainnya untuk bergabung.

Kolaborasi ini diharapkan membentuk sinergi yang kuat—baik dari segi strategi, teknis, maupun investasi—dalam mendukung aksi iklim global yang berkelanjutan. 

"Kolaborasi ini menandakan langkah proaktif PLN dalam memperluas kemitraan internasional dalam meningkatkan swasembada energi nasional yang berkelanjutan searah dengan aksi iklim global," ujar Darmawan, seperti dikutip antaranews.com. 

Sustainability Officer KfW Group Jürgen Kern menyatakan, dukungan KfW untuk Indonesia mencerminkan komitmen Jerman dalam kerja sama internasional menuju transformasi hijau. Apalagi, menurut Jürgen, PLN memainkan peran sentral dalam transisi energi di Indonesia, dengan komitmen kuat untuk mengembangkan energi hijau sekaligus menjamin akses energi yang andal bagi masyarakat. 

BACA JUGA:Lewat Dukungan Publik, Sumber Energi Bersih di SMA Sint Carolus Dibangun

BACA JUGA:Mengubah Limbah Jagung Menjadi Biomassa untuk Solusi Energi Bersih

"Oleh karena itu, kami percaya Indonesia-Jerman terus bisa memperkuat kemitraan di sektor energi, terutama dalam proyek energi bersih seperti panas bumi, air dan juga transmisi.Untuk mencapai target zero emission diperlukan kolaborasi dan kemitraan yang baik," ucap Jürgen, seperti dilaporkan antaranews.com.

 

Langkah Pendanaan Hijau 

Pendanaan hijau adalah investasi atau pembiayaan yang diberikan untuk proyek-proyek yang berfokus pada pengembangan infrastruktur dan teknologi ramah lingkungan. Tujuannya adalah untuk mendukung transisi menuju ekonomi berkelanjutan dan mengurangi dampak perubahan iklim. Pendanaan ini bisa datang dari berbagai sumber, termasuk pemerintah, institusi keuangan, dan investor swasta.

Pendanaan hijau ini mempertegas posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam upaya global melawan perubahan iklim, sambil memastikan pembangunan energi yang inklusif dan berkelanjutan. Skema pendanaan itu berperan sangat penting dalam membantu Indonesia mencapai Nol Emisi pada 2060. 

BACA JUGA:Pertamina Bangun 114 Desa Energi Bersih untuk Percepat Transisi Energi

BACA JUGA:PLN Siap Layani Kebutuhan Energi Bersih, Dukung Investasi Berkelanjutan di Tanah Air

Indonesia telah memperoleh berbagai jenis pendanaan hijau sepanjang 2024, baik melalui mekanisme domestik maupun internasional. Pendanaan hijau untuk Indonesia pada 2024 menunjukkan tren positif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 

Dalam realisasi 2022, pendanaan hijau melalui instrumen seperti Sukuk Hijau mencapai total Rp29,4 triliun. Pada 2023, angkanya meningkat menjadi sekitar Rp32,1 triliun melalui penerbitan instrumen yang sama serta tambahan dari pendanaan internasional seperti Green Climate Fund dan JETP. 

Kategori :