Percepat Transformasi Energi Bersih dengan Pendanaan Hijau

Sabtu 30 Nov 2024 - 20:54 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Ependi

BACA JUGA:Pertamina Bangun 114 Desa Energi Bersih untuk Percepat Transisi Energi

BACA JUGA:PLN Siap Layani Kebutuhan Energi Bersih, Dukung Investasi Berkelanjutan di Tanah Air

Kebijakan ini bertujuan untuk memenuhi target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dengan mengurangi emisi karbon

Investasi Hijau 

Pemerintah berupaya menciptakan situasi kondusif untuk investasi hijau dengan membangun kepercayaan investor, menarik modal, dan membuat model usaha hijau yang berkelanjutan

Komitmen Internasional 

Indonesia juga terlibat dalam berbagai komitmen internasional untuk mendukung pertumbuhan hijau, termasuk kerja sama dengan organisasi internasional seperti GGGI dan KfW

BACA JUGA:Energi Bersih, Ketersediaan Pangan Terselamatkan

BACA JUGA:Percepat Transisi, Indonesia Dorong Perluasan Akses Energi Bersih

Kinerja Pendanaan Hijau 

Kajian Kementerian Keuangan mengungkapkan Indonesia membutuhkan sekitar USD280 miliar untuk aksi iklim hingga 2030, tetapi hanya 30 persen dari kebutuhan tersebut dapat dibiayai dari anggaran negara. Sisanya akan mengandalkan pendanaan swasta dan internasional. 

PLN, sebagai pusat transisi energi nasional, telah menyiapkan berbagai mekanisme seperti Sustainable Linked Financing Framework (SLFF) untuk menarik investasi lebih dari USD100 miliar, yang digunakan untuk proyek pembangkit listrik berbasis EBT, transmisi pintar, dan pengembangan jaringan.

Untuk itulah pemerintah berharap banyak pada pendanaan, terutama dalam ajang internasional, seperti konferensi COP-29. Pertemuan internasional ini secara rutin membahas kewajiban para anggota COP untuk pembiayaan energi bersih. 

Kantor Berita BBC melaporkan pada Minggu (17/11/2024) dalam pertemuan COP-29 juga dibahas soal isu tersebut. Kelompok yang mewakili 45 negara berkembang menyatakan mereka membutuhkan dana hijau setidaknya sebesar USD1 triliun pada 2030 agar dapat mengimplementasikan rencana aksi iklim mereka. Selain itu, kelompok lainnya yang mewakili 54 negara Afrika mengatakan negara-negara maju harus menyumbangkan USD1,3 triliun dana hijau pada 2030. 

BACA JUGA:Pertamina Bangun 114 Desa Energi Bersih untuk Percepat Transisi Energi

BACA JUGA:PLN Siap Layani Kebutuhan Energi Bersih, Dukung Investasi Berkelanjutan di Tanah Air

Kategori :