BACA JUGA:5 Desa Wisata di Lombok yang Menawarkan Pengalaman Tak Terlupakan
BACA JUGA:Gili Iyang, Pemilik Oksigen Terbaik di Dunia
Aroma tanaman di alam mengandung molekul yang dikenal sebagai Senyawa Organik Volatil (Volatile Organic Compounds atau VOC) yang terhirup ke dalam paru-paru.
VOC ini berinteraksi dengan jalur biokimia dalam tubuh, menghasilkan efek serupa dengan obat-obatan yang digunakan untuk mengurangi rasa cemas.
“Saat seseorang menghirup VOC dari pepohonan, hormon adrenalin mereka cenderung berkurang, sementara jumlah sel pembunuh alami dalam darah meningkat. Sel-sel ini mampu menyerang virus atau bahkan sel kanker,” jelas Kathy Willis.
Ia menambahkan bahwa paparan aroma tanaman dapat meningkatkan jumlah sel pembunuh alami dalam tubuh untuk jangka waktu yang cukup lama.
BACA JUGA:Menyusuri Sejarah dan Pesona Kota Tua: Ini 5 Rekomendasinya
BACA JUGA:Libur Akhir Pekan, Curug Sembilan Cocok Dikunjungi
Sebuah penelitian membandingkan orang-orang yang tinggal di sekitar hutan Cupressaceae dengan mereka yang tinggal jauh dari area hutan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu yang tinggal dekat hutan mengalami peningkatan drastis dalam jumlah sel pembunuh alami di tubuh mereka, yang bertahan hingga tujuh hari.
Sel-sel ini berfungsi menghancurkan ancaman berbahaya bagi tubuh, seperti virus dan sel kanker.
“Aroma memiliki pengaruh besar pada tubuh kita, meskipun sering diabaikan,” tambah Willis.
BACA JUGA:Gemerlap Cahaya Diwali di Kampung Madras
BACA JUGA:Surga Tersembunyi Peselancar Dunia
Untuk mereka yang tinggal jauh dari alam, ia merekomendasikan memelihara tanaman dalam pot di dalam rumah, seperti di ruang tamu atau area kerja.
Meletakkan vas berisi bunga, meskipun tidak memiliki aroma seperti mawar putih atau kuning, dapat membantu menurunkan tekanan darah.