Terakhir adalah membatasi aktivitas sedentari, misalnya mengurangi duduk terlalu lama dan sebagainya.
BACA JUGA:Dinas Kesehatan Musnahkan Obat Kedaluwarsa
Ada yang perlu diingat bahwa sebelum melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga wajib untuk melakukan pemanasan dan peregangan otot dilanjutkan gerakan inti, pendinginan dan kembali peregangan sesudah berolahraga.
Semua hal di atas adalah bagian dari metode yang dikembangkan oleh Kemenkes dengan istilah Pencegahan 3O + 1D dan CERDIK, meliputi Olahraga, Olah seni, Olah jiwa, dan Diet.
Sedangkan CERDIK adalah Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres.
Dalam hal pelayanan kepada penderita strok, Kemenkes telah melengkapi jaringan rumah sakit rujukan pemerintah dengan sarana dan prasarana memadai.
BACA JUGA:Mengungkap Manfaat Rahasia dari Bunga Geranium untuk Kesehatan yang Jarang Diketahui
Misalnya mengembangkan stroke registry sebagai basis bukti untuk kebijakan terkait struktur untuk masa mendatang. Selain itu melakukan transformasi kesehatan, mulai dari layanan primer hingga teknologi kesehatan.
Untuk penguatan layanan primer, dilakukan integrasi layanan yang mencakup deteksi dini strok.
Kemenkes, mengutip penjelasan dr. Yudhi, telah berupaya meningkatkan deteksi dini dislipidemia pada pasien diabetes melitus dan hipertensi sebagai upaya pencegahan strok.
Targetnya mampu menjangkau sekitar 10,5 juta orang kendati capaian tersebut baru mencapai sekitar 11,3 persen. Oleh sebab itu diperlukan upaya lebih masif yang melibatkan berbagai pihak, baik dari pemerintah, akademisi, organisasi profesi, sektor swasta, maupun masyarakat. Ini dilakukan untuk meningkatkan capaian deteksi dini sebagai upaya menurunkan risiko strok di Indonesia. (**)
Sumber Indonesia.go.id