Banner Dempo - kenedi

Komitmen Membangun Ekosistem AI di Indonesia untuk 2030, Potensi dan Tantangan

Perangkat Starlink Flat High Performance Kit di sejumlah titik di Ibu Kota Nusantara, Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur. Pemasangan perangkat Starlink yang disediakan oleh Tony Blair Institute for Global Change (TBI) ini menandai momen pentin- ANTARA FOTO/OIKN TBI-

Pusat data juga direncanakan akan dibangun di wilayah Batam, Ibu Kota Nusantara (IKN), dan Jabodetabek. Oleh karena itu, Indonesia diproyeksikan akan membutuhkan 9 juta pekerja IT terampil hingga tahun 2030.

Meskipun jumlah lulusan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terus meningkat, permintaan akan talenta di bidang teknologi informasi tumbuh lebih cepat daripada ketersediaannya. Untuk itu, pemerintah mendorong inisiatif pengembangan talenta digital melalui program seperti “Program Literasi Digital Nasional Indonesia Makin Cakap Digital.”

Demi mendukung transformasi digital dan pengembangan AI, pemerintah telah merumuskan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial 2020-2045 sebagai pedoman kebijakan nasional untuk teknologi AI.

BACA JUGA:Perempuan Pelaku UMKM Didorong Manfaatkan Teknologi Digital

BACA JUGA:Komitmen Pemerintah Indonesia Memacu Ekonomi Daerah lewat Penguasaan Teknologi

Pada Desember 2023, pemerintah juga meluncurkan Strategi Nasional Ekonomi Digital dengan salah satu pilar utama yang berfokus pada riset, inovasi, dan pengembangan ekosistem AI di Indonesia.

Untuk memastikan pemanfaatan AI yang seimbang dan bertanggung jawab, pemerintah telah mengeluarkan Surat Edaran tentang Etika Kecerdasan Artifisial.

Selain itu, anggaran tematik "Pembangunan Infrastruktur dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi" sebesar Rp400,3 triliun telah dimasukkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.

Fokus utama dari anggaran TIK ini adalah penyediaan akses internet di 36.830 lokasi layanan publik dan operasional satelit multifungsi SATRIA-1 dengan kapasitas 150 Gbps.

BACA JUGA:PDB Triwulan II-2024 Melonjak: Industri Pengolahan Jadi Motor Ekonomi

BACA JUGA:Investasi dan Penggunaan Produk Lokal Dorong Industri Surya Nasional

Potensi pasar yang besar di Indonesia juga menarik perhatian perusahaan telekomunikasi global, termasuk Starlink milik Elon Musk.

Perusahaan asal AS ini telah memasuki pasar Indonesia dan menurunkan harga perangkat kerasnya hingga 50 persen menjadi Rp3,9 juta untuk mendapatkan penerimaan di pasar lokal.

Meskipun harga ini jauh lebih rendah dibandingkan harga awal Rp7,8 juta, Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) mengingatkan bahwa penurunan harga tersebut merupakan strategi pemasaran untuk mempercepat penetrasi Starlink di Indonesia.

APJII tetap waspada terhadap potensi praktik predatory pricing yang dapat merugikan bisnis penyedia layanan internet (ISP) lokal.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan