BPH Migas dan Pertamina Kompak, Pemprov Bengkulu Bentuk Timdu

Audiensi antara Pemprov Bengkulu dengan Direksi Pertamina Patra Niaga dan BPH Migas-Radar Utara/Doni Aftarizal-

"Jadi permasalahan kesulitan BBM di Provinsi Bengkulu sebagaimana pemberitaan yang ada, bukan disebabkan pengurangan stok. Ini bisa dipastikan, karena kita memonitor setiap 3 bulan sekali," tambah Halim.

Disinggung soal kondisi BBM di Bengkulu hampir sama dari tahun ke tahun, Halim menyatakan, estimasi kebutuhan BBM untuk Provinsi Bengkulu ini berdasarkan perhitungan.

"Dalam artian stok BBM bersubsidi yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan. Jadi logikanya tidak mungkin juga kita tambah stok atau kuota, kalau nantinya malah tidak habis," ujar Halim.

BACA JUGA:SPOB Kembali Bersandar, Pertamina Jamin Distribusi BBM di Bengkulu Normal

BACA JUGA:BBM Subsidi Dipastikan Sampai Pada Masyarakat

Sementara itu, Sales Area Manager Pertamina Wilayah Bengkulu, Muhammad Farid Akbar mengatakan, terkait kondisi BBM di Provinsi Bengkulu, harus dipastikan betul.

"Karena dari sisi stok, kita pastikan cukup dan pendistribusian BBM itu sesuai dengan permintaan masing-masing SPBU. Ini penting kita sampaikan, karena terkadang di SPBU itu terjadi perbedaan penyampaian," sampai Farid.

Terkait stok BBM ini, bisa menghubungi Pertamina di nomor 135, atau hubungi pihaknya di TBBM Pulau Baai. Sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran informasi.

"Karena itu tadi, terkadang di SPBU itu saja tidak satu suara. Opratornya ngomong A, managernya ngomong B dan Ownernya malah ngomong C," beber Farid.

BACA JUGA:Soal BBM, Tantawi Dali: Butuh Komitmen Bersama

BACA JUGA:Penyaluran BBM Bersubsidi, Tantawi: Pertamina Harus Transparan

Dibagian lain, Kepala Dinas (Kadis) Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu, Donni Swabuana tidak memungkiri jika dalam audiensi tadi sempat terjadi perdebatan.

"Perdebatan itu karena ada perbedaan antara temuan kita di lapangan, dengan apa yang disampaikan Pertamina. Tapi terkait persoalan ini kita bakal membentuk Timdu, mengingat BBM ini kerap menjadi persoalan," papar Donni.

Lebih lanjut Donni mengatakan, terkait persoalan ini juga hendaknya menjunjung tinggi kejujuran, karena alasan ataupun kendala yang disampaikan Pertamina tadi kurang logis.

"Kita merasa kalau ada kejujuran semua pihak, pasti persoalan ini bisa dipecahkan. Kalau kondisi yang ada saat ini diibaratkan yang sakit itu perut, tapi ngakunya sakit kepala. Ya, akhirnya salah obat," sindir Donni.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan