Banner Dempo - kenedi

POHON JAMBU WARISAN SI MBAH

Ilustrasi-Walidha Tanjung Fileski-

Terima kasih mas Kanjeng sudah sangat baik memperlakukan saya selama di Jawa. Mas Kanjeng pria yang sangat baik, namun maaf Tantri tidak bisa menerima pernyataan cinta dari mas, karena besok pagi saya akan melangsungkan pernikahan dengan lelaki yang sudah 3 bulan jadi tunangan saya

Ketika surat itu dibaca Kanjeng, artinya hari itu Tantri sudah menikah dengan lelaki lain. Kanjeng sangat marah, ia gelap mata, dunia seolah runtuh, ia merasa tidak punya harapan hidup.

Langsung ia lampiaskan kemarahannya itu dengan mengambil sebilah kapak, berlari ia menuju pohon jambu mete keramat warisan kakeknya. Ia ayunkan kapak itu, dan pohon itu tumbang tak berapa lama. 

Seluruh tenaga ia kerahkan untuk meluapkan emosinya di pohon itu. Kelelahan membuatnya setengah pingsan dan tertidur di samping pohon jambu mete yang telah tumbang. Dalam tidurnya ia berjumpa dengan kakeknya. 

BACA JUGA:Aturan Baru: Dokter Boleh Praktik di Tiga Tempat, Ini Syaratnya!

BACA JUGA:Syarat dan Prosedur Mendirikan CV

Oalah le Sastro, seharusnya tidak perlu emosi, bukan karena ibumu bohong, tapi khasiat pohon ini hilang ketika gadis yang kamu sukai itu sudah menyeberangi lautan, andaikan hari ketujuh dia masih ada di kampung ini, pasti dia jadi milikmu.

tapi takdir berkata lain, manusia hanya bisa berusaha, namun tetap Tuhan yang menentukan ujar kakeknya dari dalam mimpi. 

Terbangun dari tidur, Kanjeng menangis sejadi jadinya. Karena pohon keramat warisan keluarganya sudah tumbang. Artinya dia sudah tidak bisa menggunakan kesaktian pohon itu untuk mendapatkan wanita lain.

Hingga saat ini, Kanjenge belum juga menikah, seakan ia mendapat kutukan dari pohon keramat itu. Pesonanya sebagai pemain ludruk telah pudar, semakin digerus usia, dan entah kenapa tak ada satupun wanita yang bisa nyaman untuk dekat dengan dia, meski hanya sekedar teman biasa.

Orang-orang percaya itu akibat ia telah menebang pohon keramat warisan keluarganya. (*)

BACA JUGA:Optimisme Pasar Modal Indonesia, Strategi Pemerintah Pulihkan IHSG

BACA JUGA:Dibandrol Mulai Dari Rp800 Jutaan, Inilah Daftar Mobil MPV Termahal di Indonesia, No 2 Paling Banyak Peminatny

Biodata Penulis

Fileski, nama asli Walidha Tanjung Files, lahir di Madiun pada 21 Februari 1988, adalah seorang penulis, musikus, dan penyair Indonesia. Dikenal melalui karya puisi dan prosa, karya-karyanya pernah dimuat di Koran Pikiran Rakyat, Suara Merdeka, Jawa Pos, Bangka Pos, Denpasar Pos, Koran Nusa Bali, Bali Politika, BWCF, Harian Rakyat Sultra, Koran Merapi, Radar Tuban, Radar Jember, Radar Lawu, Radar Madiun, Tribun Batam (Kantor Bahasa Kepri), Solo Pos, Radar Surabaya, Radar Bojonegoro, Koran Haluan, Utusan Borneo (Malaysia), Radar Kediri, Radar Banyuwangi, Sinar Indonesia Baru, Rakyat Sumbar, Singgalang, Halo Jember, Suara Sarawak (Malaysia), Elipsis, Apajake, Kawaca.com, Ngewiyak.com,  Sastramedia.com, dll. Fileski kerap tampil di ajang sastra dengan konsep Resital Puisi. Peraih Anugerah Hescom dari e-Sastera Malaysia 2014-2015. Lima Terbaik kategori Seni Budaya GCC 2021 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Penulis terpilih di Peta Sastra Kebangsaan 2024 Komunitas Salihara. Sebagai delegasi Penyair Jawa Timur mengikuti ajang sastra nasional Temu Sastrawan MPU VIII (Banten) dan MPU XI (Jawa Barat). Penulis terpilih Pesta Cerpen Penerbit Buku Kompas dan Gramedia Writing Project 2024. Founder Negeri Kertas dan Teater Pilar Merah. Dapat ditemui melalui email: [email protected], Instagram @fileski, Facebook: Mas Fileski, dan WA 08888710313.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan