Mengingat Kembali Peribahasa Sebagai Bagian Kekayaan Budaya Bangsa
Ilustrasi-ist-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Secara ringkas, peribahasa dapat diartikan sebagai ungkapan yang bertujuan menyampaikan suatu maksud secara kias atau tersirat.
Biasanya peribahasa dibuat untuk memperhalus cara penyampaian perasaan, nasihat, sindiran, motivasi atau larangan.
Penggunaan peribahasa ini dimanfaatkan untuk menjaga ketersinggungan orang lain, menghilangkan kesan menggurui bagi penyampainya, memperhalus pesan dan untuk menyentuh hati pendengarnya.
Peribahasa sudah menjadi bagian dari kekayaan bahasa dan khazanah budaya bangsa, akan sangat disayangkan jika sampai menghilang begitu saja.
BACA JUGA:Heboh, Pasukan IDF Gunakan Seragam Beremblem Peta Greater Israel
BACA JUGA:Warning! Jalan Lintas Bengkulu ke Pondok Kelapa Macet, Antrean Kendaraan Hingga Lebih 1 Jam
Gejala gejala hilangnya peribahasa dapat dilihat secara jelas dari tulisan tulisan Gen Z di berbagai platfrom media sosial.
Gen Z lebih menyukai penggunaan bahasa gamblang, dan hampir tidak pernah memperhalus ungkapan mereka menggunakan peribahasa.
Pun juga dengan acara acara di televisi, siaran radio atau film film terbaru, peribahasa semakin jarang diperdengarkan.
Jika dibandingkan dengan pantun, penggunaan peribahasa masih jauh lebih jarang digunakan.
BACA JUGA:Jarang Diketahui, Ternyata Akar Pohon Kelapa Menyimpan Berbagai Manfaat Bagi Kesehatan
Karena pantun masih sering terdengar pada acara acara formal, pada lawakan atau komedi di televisi maupun di pesta pesta pernikahan.
Khusus untuk Generasi Z, selain menyukai bahasa gamblang, mereka juga lebih cenderung menggunakan bahasa bahasa gaul atau istilah istilah asing dari pada menggunakan peribahasa.