Cerita di Balik Surplus Neraca Perdagangan Indonesia
Surplus neraca perdagangan April 2024 mencapai USD3,56 miliar. Komoditas penopang utamanya adalah bahan bakar mineral yang didominasi batu bara serta lemak dan minyak hewan nabati, terutama minyak sawit dan produk turunannya.- ANTARA FOTO-
Secara kumulatif, nilai impor Indonesia Januari-April tercatat US$70,95 miliar.
BACA JUGA:Pemerintah Menghadirkan Rumah bagi Masyarakat Terdampak Bencana
BACA JUGA:Luncurkan Mobil Layanan Elektronik, Upaya Transformasi Digital Kementerian ATR/BPN
Waspada Ancaman Global
Indikator positif perekonomian nasional, seperti tergambar dalam neraca perdagangan tersebut di atas, tentu baik-baik saja. Makna lainnya, angka-angka tersebut sebagai fondasi kuat dalam perekonomian nasional, khususnya sebagai kerangka dasar ketahanan ekonomi. Setidaknya bisa memberikan dukungan buat ekonomi Indonesia tetap bisa tumbuh 5% seperti yang terjadi pada kuartal I-2023.
“Meski demikian, kita tetap harus waspada terhadap perubahan kondisi global dan terus memperkuat dukungan kebijakan demi mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu di Jakarta.
Ke depan, kinerja perdagangan diperkirakan tetap tumbuh positif seiring dengan kinerja volume ekspor yang tetap tumbuh di tengah pemulihan global yang berlangsung stabil namun lambat (IMF, April 2024). Selain itu, keadaan geopolitik yang masih belum stabil dan penurunan aktivitas ekonomi negara-negara mitra utama juga masih perlu diwaspadai dan diantisipasi, karena dapat berdampak terhadap kinerja perdagangan Indonesia.
BACA JUGA:Mengebut PSN Transportasi, Tulang Punggung Konektivitas Antarwilayah
BACA JUGA:Inovasi Industri Alas Kaki Nasional Kian Signifikan
“Dengan mencermati kinerja perdagangan Indonesia pada April 2024 ini, pemerintah akan terus memantau dampak perlambatan global terhadap ekspor nasional. Selain itu, langkah antisipasi akan terus disiapkan melalui dorongan terhadap keberlanjutan hilirisasi SDA, peningkatan daya saing produk ekspor nasional, serta diversifikasi produk dan mitra dagang utama,” tutup Febrio.
Merujuk rilis resmi Kementerian Perdagangan, sejumlah langkah dijalankan dalam meningkatkan kinerja ekspor. Salah satunya memperkuat kerja sama dengan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Dalam kegiatan Pertemuan Menteri Perdagangan APEC yang digelar di Arequipa, Peru pada 16--18 Mei 2024, bertajuk “Empower Include Grow” itu, delegasi Indonesia yang dipimpin Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dijadwalkan bertemu dengan sejumlah menteri negara mitra dagang, yaitu Selandia Baru, Korea Selatan, Kanada, dan Jepang.
Dalam forum itu pula, Indonesia akan terus menyerukan pentingnya perdagangan multilateral yang digaungkan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan inklusivitas kawasan Asia Pasifik. RI juga akan memperkuat kerja sama perdagangan, investasi, dan sejumlah sektor ekonomi lainnya. “Kami juga akan mengikuti pembahasan perkembangan rencana pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik (Free Trade Area Asia Pacific/FTAAP),” tutur Mendag.
Surplus Beruntun
BACA JUGA:Ratusan UMKM Sambut Pesta Kemerdekaan Indonesia di IKN
BACA JUGA:Penggunaan Artificial Intelligence Dapat Meningkatkan Kinerja Logistik